Jumat, 05 Oktober 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA Hakikat Motorik Halus Pengertian Motorik Halus Motorik halus merupakan kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang melibatkan koordinasi antara mata, tangan, lengan yang digunakan untuk aktivitas seni seperti menggunting, melukis, mewarnai (Gunarti, 2010: 2.17) Gerakan / motorik halus atau fine motor skills adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian (Fridani, 2010: 2.35). Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau Hakikat mengambar Pengertian menggambar Menggambar adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara mencoret, menggores menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna, sehingga menimbulkan gambar. Kegiatan menggambar dapat dilakukan dengan kesadaran penuh berupa maksud dan tujuan tertentu maupun sekedar membuat gambar tanpa arti yang dimulai dari menggerakkan tangan untuk mewujudkan sesuatu bentuk gambar secara tidak sengaja sampai dengan menggambar untuk maksud tertentu. Aktivitas menggambar merupakan salah satu aktivitas seni yang sangat menyenangkan bagi anak. Menurut teori kognitif anak menggambar berdasarkan apa yang mereka ketahui. Oleh karena itu perkembangan kognitif anak sangat mempengaruhi goresan mereka di atas kertas. Menggambar adalah bagian dari kecerdasan visual spasial atau kecerdasan gambar atau kecerdasan pandang-ruang yang didefinisikan sebagai kemampuan mempersepsi dunia visual spasial secara akurat serta mentransformasikan persepsi visual spasial tersebut dalam berbagai bentuk (Amstrong, 2003 ) Menurut Frans Koppelaar ( 1993 ) menggambar adalah kegiatan-kegiatan membentuk imajinasi, dengan menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa pula berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar. Pelakunya populer dengan sebutan penggambar/ juru gambar yang merupakan salah satu bagian pekerjaan dari perupa. Menurut Aubrey Beardsley ( 1892 ) menggambar sedikit dibedakan dengan kegiatan melukis. Melukis bisa disebut sebagai tahap penyelesaian sebuah gambar dengan pigmen yang diberi medium cair dan diaplikasi dengan kuas. Sementara menggambar lebih menitik beratkan penggunaan garis dan komposisi. Dalam kegiatan menggambar peralatan yang digunakan adalah pensil, pensil warna, krayon, spidol, cat air, kuas, penyerut pensil, penghapus dan kertas sebagai media permukaan. Kegiatan menggambar dapat menggunakan contoh gambar maupun pola gambar yang akan digambar. Tahapan perkembangan menggambar anak Mencoret (Scribble), meliputi : membuat coretan acak, mencoba memegang pensil dengan tangan kiri atau tangan kanan, menemukan dan menunjukkan objek-objek yang telah dikenalnya dalam coretan dengan memberi nama pada coretannya dan belajar mengatakan tentang tanda-tanda, warna dan sebagainya. Tahap Pra- Skematik, meliputi : penggunaan warna yang tidak berdasarkan kenyataan tapi menggunakan warna kesukaan, menggambar orang seperti kecebong, kepala berukuran besar dengan badan yang kecil/ kurus dan tangan yang panjang objek mengambang dan menggambar dengan sinar-x Tahap Skematik, meliputi : penggunaan warna yang realistik Mempunyai skema, ketika menggambar orang ukuran tubuh dan kepala sudah mulai proposional dan lebih terperinci, mulai memahami hubungan antara gambar dan dunianya serta menciptakan cerita yang agak panjang dengan gambar tersebut. Teknik menggambar bagi anak usia dini Teknik kering Teknik kering adalah teknik menggambar langsung di atas medium dengan menoreh ataupun menggores dengan pensil maupun pastel. Teknik basah Teknik basah adalah teknik menggambar dengan bahan cat air dan digunakan dengan cara mencairkan terlebih dahulu. Hakikat Tanaman Pengertian Tanaman Tanaman merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri makhluk hidup yaitu : tumbuh, bergerak, berkembang biak, bernafas, memerlukan makan dan melakukan berbagai aktivitas dalam mempertahankan hidupnya. Bagian-bagian Tanaman Akar Akar merupakan bagian tanaman yang arah tumbuhnya ke dalam tanah. Bentuk akar pada umumnya runcing di bagian ujungnya untuk memudahkan akar menembus tanah. Batang Batang merupakan bagian tanaman yang arah tumbuhnya menuju sinar matahari dan tumbuh di atas tanah. Umumnya batang bercabang, tetapi pada tanaman tertentu batang tidak memiliki cabang seperti pada tanaman pisang, kelapa dan pepaya. Daun Daun merupakan bagian tanaman yang biasanya berbentuk tipis melebar dan bewarna hijau. Namun ada juga daun yang berwarna kuning, merah atau ungu. Dan daun tumbuh di batang. Bunga Bunga adalah bagian tanaman yang berwarna-warni. Selain berwarna-warni dan indah, bunga juga ada yang berbau harum. Buah dan biji Buah dan biji adalah bagian tanaman yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari bunga. Perubahanya terjadi pada saat proses perkembangbiakan atau pada saat tanaman memperbanyak diri. Hakikat Inteligensi Pengertian Inteligensi Alfred Binet mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yakni, (1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, (2) kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan, dan (3) kemampuan untuk mengkritisi pikiran dan tindakan diri sendiri atau autocritism. Menurutnya, inteligensi merupakan sesuatu yang fungsional sehingga tingkat perkembagan individu dapat diamati dan dinilai berdasarkan kriteria tertentu. Edward Lee Thorndike, mengklasifikasikan inteligensi ke dalam tiga bentuk kemampuan, yakni : Kemampuan abstraksi yakni kemampuan untuk “beraktivitas” dengan menggunakan gagasan dan simbol-simbol secara efektif. Kemampuan mekanik, yakni kemampuan untuk “beraktivitas” dengan menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk kegiatan yang memerlukan aktivitas indra-gerak. Kemampuan sosial, yakni kemmapuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru dengan cara-cara yang cepat dan efektif. Piaget mengemukakan bahwa inteligensi adalah dasar fungsi hidup yang membantu organisme beradaptasi dengan lingkungannya dan suatu bentuk keseimbangan yang menjadi kecenderungan secara stuktur kognitif. Maksudnya adalah semua kegiatan intelektual dilakukan dengan satu tujuan dalam pikiranya, yaitu menghasilkan keseimbangan atau keharmonisan hubungan antara proses berpikir seseorang dengan lingkungannya ( usaha membuat keseimbangan disebut keseimbangan kognitif, dan proses pencapaianya dinamakan ekuilibrasi). Vigotsky mengatakan bahwa bayi dilahirkan dengan sedikit fungsi mental awal yaitu perhatian, sensasi, persepsi dan ingatan yang akhirnya diubah oleh budaya ke dalam proses mental yang lebih baru dan rumit yang ia sebut fungsi mental yang lebih tinggi. Kesimpulannya bahwa kognisi manusia meskipun seseorang dalam isolasi, sifatnya tetap sosiokultural karena dipengaruhi oleh kepercayaan, nilai-nilai, dan perlengkapan adaptasi intelektual yang diberikan kepada individu oleh budayanya. Kecerdasan, menurut paradigma multiple intelligences (Gardner, 1993) dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang mempunyai tiga komponen utama, yakni : Kemampuan unutk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata sehari-hari. Kemampuan unutk menghasilkan persoalan-persoalan baru yang dihadapai untuk diselesaikan Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang. Hakikat Metode pemberian tugas Pengertian metode pemberian tugas Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik, dimana dalam menyelesaikan tugas ini didasarkan pada petunjuk langsung dari pendidik yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas. Menurut Maria Montessori, anak yang masih berada dalam ruang lingkup anak usia dini sedang berada dalam masa peka yang membutuhkan adanya stimulasi yang dapat mengoptimalkan perkembangannya. Oleh karena itu, Montessori menekankan pentingnya peran pendidik dalam memberikan stimulasi berupa kesempatan dan bahan latihan agar dapat mengoptimalkan perkembangan pada masa peka tersebut. Dan bahan latihan yang diberikan kepada anak dapat diberikan dengan menggunakan metode pemberian tugas. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan tugas Pemberian tugas adalah proses integral dalam kegiatan pengembangan maka tujuan tugas merupakan bagian penting sehingga tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pemberian tugas tidak sekedar menyibukkan anak melainkan harus dapat memberikan sumbangan terhadap tujuan belajar yang diharapkan. Pemberian tugas harus memberikan pengenalan kepada anak untuk bekerja dengan baik. Pemberian tugas harus menantang pengembangan kreativitas. Pemberian tugas harus menumbuhkan kesadaran diri sendiri, bukan untuk pendidik. Kelebihan metode pemberian tugas Memberi kesempatan kepada anak untuk belajar lebih banyak. Memupuk rasa tanggung jawab. Memperkuat motivasi belajar. Membangun hubungan yang erat dengan orang tua. Mengembangkan keberanian berinisiatif.   BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN Subjek Penelitian Tempat penelitian : TK. Pertiwi I Ngabul Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Alamat Penelitian : Desa Ngabul Tahunan Jepara Kelompok : A Indikator Pengembangan : Menggambar bebas dengan berbagai media Tema / Subtema : Tanaman / Bagian – Bagian Tanaman Jumlah Anak Didik : 18 anak Jadwal Perbaikan : Siklus I, 18 Oktober-22 Oktober 2011 Siklus II, 25 Oktober-29 Oktober 2011 Deskripsi Perbaikan Per Siklus Untuk memudahkan dalam mengadakan penelitian tindakan kelas guna mengatasi permasalahan pengembangan motorik halus dalam indikator menggambar bebas dengan berbagai media. Penulis merencanakan perbaikan pembelajaran 2 siklus, pada masing-masing siklus dilaksanakan melalui empat tahap dalam PTK, yaitu : merencanakan, melaksanakan, observasi/ pengamatan, dan refleksi. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan penulis adalah: Melakukan refleksi, berdiskusi dengan teman sejawat, dan meminta saran/ bimbingan dari Supervisor untuk mengidentifikasi masalah. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran. Melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran. Menganalisis data yang diperoleh pada waktu melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran kemudian menarik kesimpulan untuk merencanakan siklus berikutnya. Menggunakan alat penilaian observasi Deskripsi Per Siklus Pembelajaran awal dilaksanakan pada tanggal 17 oktober 2011. Setelah itu mengadakan refleksi dan merencanakan tindakan pembelajaran pada siklus I. Untuk pelaksanaan siklus I pada tanggal 18-22 oktober 2011. Setelah tindakan perbaikan pembelajaran siklus I dilanjutkan diskusi dengan teman sejawat. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan selama pembelalajaran penulis minta bantuan pada teman sejawat sebagai pengamat dengan mengisi lembar observasi yang berisi daftar pertanyaan tentang aspek yang diamati. Adapun alat penilaian yang digunakan observasi dalam mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan penulis disebut alat penilaian kemampuan guru PKPI (APKG-PKPI) dan alat penilaian kemampuan guru PKP 2 (APKG-2) Dekripsi siklus Rencana Kegiatan Harian I (RKH I) Perencanaan Perencanaan pada RKH I adalah Merumuskan tujuan perbaikan kegiatan mewarnai bentuk-bentuk geometri Membuat rencana kegiatan harian (RKH) yang telah ditanda tangani oleh kepala TK Mengadakan diskusi dengan teman sejawat Merencanakan perbaikan Menyediakan lembar kerja kemampuan anak dengan mewarnai bentuk-bentuk geometri. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengembangan ini mempunyai pelaksanaan tindakan sebagai berikut : Kegiatan Awal ± 30 menit Berbaris, masuk, salam dan berdo’a. Kegiatan fisik motorik kasar. Apersepsi guru membicarakan tema dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan Inti ± 60 menit Guru menggunakan metode tanya jawab, demonstrasi dan pemberian tugas. Dan kemampuan yang diperbaiki adalah kemampuan mewarnai bentuk-bentuk geometri. Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut: Guru menyediakan media yang akan digunakan dalam kegiatan. Guru memberi pertanyaan kepada anak tentang macam-macam warna. Guru menjelaskan tentang cara mewarnai. Anak menjawab, memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Guru memberi tugas pada anak. Anak melaksanakan kegiatan. Guru menghargai hasil karya anak. Istirahat ± 30 menit Anak mencuci tangan secara begiliran. Anak berdo’a sebelum dan sesudah makan bekal. Anak membereskan perlengkapan makan. Anak bermain di luar kelas. Kegiatan Akhir ± 30 menit Menyanyi lagu “Bagian-Bagian Tanaman”. Mengulas kegiatan sehari. Kesan dan pesan. Berdo’a, salam dan pulang. Observasi Dari hasil pengamatan pada kegiatan mewarnai bentuk-bentuk geometri, anak-anak banyak yang belum mampu mengenal macam-macam warna, memegang pensil atau krayon dengan sempurna dan kurang antusias dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Refleksi Dan kegiatan mewarnai bentuk-bentuk geometri penulis menemukan kelemahan dan kelebihan, yaitu: Kelemahannya, anak belum mampu mengenal warna-warna dan tidak tertarik dengan bentuk gambar yang disediakan. Kelebihannya, dengan mewarnai bentuk-bentuk geometri anak mampu meningkatkan kemampuan motorik halusnya dengan mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit. Rencana Kegiatan Harian II (RKH II) Perencanaan Perencanaan pada RKH II adalah Merumuskan tujuan perbaikan kegiatan menggambar bunga dari bentuk lingkaran. Membuat rencana kegiatan harian (RKH) yang telah ditanda tangani oleh kepala TK. Mengadakan diskusi dengan teman sejawat. Merencanakan perbaikan. Menyediakan lembar kerja kemampuan anak dengan menggambar bunga dari bentuk lingkaran. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengembangan ini mempunyai pelaksanaan tindakan sebagai berikut : Kegiatan Awal ± 30 menit Berbaris, masuk, salam dan berdo’a. Kegiatan fisik motorik kasar. Apersepsi guru membicarakan tema dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan Inti ± 60 menit Guru menggunakan metode tanya jawab, demonstrasi dan pemberian tugas. Dan kemampuan yang diperbaiki adalah kemampuan menggambar bunga dari bentuk lingkaran. Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut: Guru menyediakan media yang akan digunakan dalam kegiatan. Guru memberi pertanyaan kepada anak tentang bentuk geometri. Guru menjelaskan tentang cara menggambar. Guru memberi tugas pada anak. Anak melaksanakan kegiatan. Guru menghargai hasil karya anak. Istirahat ± 30 menit Anak mencuci tangan secara begiliran. Anak berdo’a sebalum dan sesudah makan bekal. Anak membereskan perlengkapan makan. Anak bermain di luar kelas. Kegiatan Akhir ± 30 menit Menyanyi lagu “Macam-Macam Bunga”. Mengulas kegiatan sehari. Kesan dan pesan. Berdo’a, salam dan pulang. Observasi Dari hasil pengamatan pada kegiatan menggambar bunga dari bentuk lingkaran, anak-anak banyak yang belum mampu membuat lingkaran dan kurang antusias dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Refleksi Dari kegiatan menggambar bunga dari bentuk lingkaran penulis menemukan kelemahan dan kelebihan, yaitu: Kelemahannya, anak belum mampu membuat lingkaran, memegang pensil atau krayon dengan sempurna dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Kelebihannya, dengan menggambar dari bentuk lingkaran anak mampu meningkatkan kratifitas dan daya imajinasi. Rencana Kegiatan Harian III (RKH III) Perencanaan Perencanaan pada RKH III adalah Merumuskan tujuan perbaikan kegiatan mewarnai bentuk gambar bunga Membuat rencana kegiatan harian (RKH) yang telah ditanda tangani oleh kepala TK. Mengadakan diskusi dengan teman sejawat. Merencanakan perbaikan. Menyediakan lembar kerja kemampuan anak dengan menggambar bunga. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengembangan ini mempunyai pelaksanaan tindakan sebagai berikut : Kegiatan Awal ± 30 menit Berbaris, masuk, salam dan berdo’a. Kegiatan fisik motorik kasar. Apersepsi guru membicarakan tema dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan Inti ± 60 menit Guru menggunakan metode tanya jawab, demonstrasi dan pemberian tugas. Dan kemampuan yang diperbaiki adalah kemampuan mewarnai bentuk gambar bunga. Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut: Guru menyediakan media yang akan digunakan dalam kegiatan. Guru memberi pertanyaan kepada anak tentang nama-nama benda yang ditunjukkan pada anak. Guru menjelaskan tentang macam-macam warna. Anak menjawab, memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Guru memberi tugas pada anak. Anak melaksanakan kegiatan. Guru menghargai hasil karya anak. Istirahat ± 30 menit Anak mencuci tangan secara bergiliran. Anak berdo’a sebelum dan sesudah makan bekal. Anak membereskan perlengkapan makan. Anak bermain di luar kelas. Kegiatan Akhir ± 30 menit Membuat bunyi-bunyian dengan botol bekas, piring dan potongan bambu. Mengulas kegiatan sehari. Kesan dan pesan. Berdo’a, salam dan pulang. Observasi Dari hasil pengamatan pada kegiatan mewarnai bentuk bunga, anak-anak lebih antusias karena mempunyai bentuk konkrit. Refleksi Dari kegiatan mewarnai bentuk gambar bunga penulis menemukan kelemahan dan kelebihan, yaitu: Kelemahannya, anak lebih suka bercerita sendiri dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Kelebihannya, dengan mewarnai bentuk gambar bunga anak bisa mengekspresikan perasaan dan pengetahuannya tentang bunga. Rencana Kegiatan Harian IV (RKH IV) Perencanaan Perencanaan pada RKH IV adalah Merumuskan tujuan perbaikan kegiatan menjiplak pola bunga. Membuat rencana kegiatan harian (RKH) yang telah ditandatangani oleh Kepala TK. Mengadakan diskusi dengan teman sejawat. Merencanakan perbaikan. Menyediakan lembar kerja kemampuan anak dengan menjiplak pola bunga. Pelaksanaan kegiatan Kegiatan pengembangan ini mempunnyai pelaksanan tindakan sebagai berikut : Kegiatan awal + 30 menit Berbaris, masuk, salam dan berdo’a Kegiatan fisik motorik kasar Apersepsi guru membicarakan tema dan kegiatan yang akan dilaksanakan Kegiatan inti + 60 menit Guru menggunakan metode demonstrasi, ceramah dan pemberian tugas. Dan kemampuan yang diperbaiki adalah kemampuan menjiplak pola bunga. Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut : Guru menyediakan media yang akan digunakan dalam kegiatan Guru mendemonstrasikan dan menjelaskan cara menjiplak pada bunga Anak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru Guru memberi tugas pada anak Anak melaksanakan kegiatan Guru menghargai hasil karya anak Istirahat + 30 menit Anak mencuci tangan secara bergiliran Anak berdo’a sebelum dan sesuadah memakan bekal Anak membereskan perlengkapan makan Anak bermain di luar kelas Kegiatan akhir + 30 menit Menirukan 3 urutan kata ( sayur bayam enak, bunga mawar indah, pohon mangga tinggi dan seterusnya). Mengulas kegiatan sehari Kesan dan pesan Berdo’a, salam dan pulang. c. Observasi Dari hasil pengamatan pada kegiatan menjiplak pola bunga, anak mengalami kesulitan dalam memegang pola yang digunakan untuk menjiplak. Refleksi Dari kegiatan menjiplak pola bunga, penulis menemukan kelemahan dan kelebihan yaitu : Kelemahannya, ada anak yang cepat putus asa karena mengalami kesulitan sehingga tidak mau melaksanakan tugas Kelebihanya, anak merasa senang karena menemukan gambar bentuk dibalik benda yang lain. Rencana kegiatan harian V (RKH V ) Perencanaan Perencanaan pada RKH V adalah : Merumuskan tujuan perbaikan kegiatan menggambar tanaman dengan berbagai media Membuat rencana kegiatan harian (RKH) yang telah ditandatangani oleh kepala TK. Mengadakan diskusi dengan teman sejawat. Merencanakan perbaikan Menyediakan lembar kerja kemampuan anak dengan menggambar tanaman Pelaksanaan kegiatan Kegiatan pengembangan ini mempunyai pelaksanaan tindakan sebagai berikut : Kegiatan awal + 30 menit Berbaris, masuk, salam, dan berdo’a Kegiatan fisik motorik kasar Apersepsi guru dengan bercerita dan membicarakan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan inti + 60 menit Guru menggunakan metode bercerita, praktek langsung, tanya jawab dan pemberian tugas. Dan kemampuan yang diperbaiki adalah kemampuan menggambar tanaman dengan menggunakan berbagai media Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut: Guru menyediakan media yang akan digunakan dalam kegiatan. Guru membacakan cerita Anak memperhatikan dan mendengarkan cerita guru Guru memberi tugas pada anak Anak melaksanakan tugas Guru menghargai hasil karya anak Istirahat + 30 menit Anak mencuci tangan secara bergiliran Anak berdo’a sebelum dan sesudah makan bekal Anak membereskan perlengkapan makan Anak bermain di luar kelas Kegiatan akhir + 30 menit Menceritakan gambar yang dibuat sendiri Mengulas kegiatan sehari Kesan dan pesan Berdo’a, salam, pulang c. Obsevasi Dari hasil pengamatan pada kegiatan menggambar tanaman dengan menggunakan berbagai media, anak belum berani menggoreskan krayonnya. d. Refleksi Dari kegiatan menggambar tanaman dengan menggunakan berbagai media, penulis menemukan kelemahan dan kelebihan, yaitu: Kelemahannya, suasana kelas menjadi ramai karena anak banyak mengatakan tidak bisa. Kelebihan menggambar dengan menggunakan berbagai media anak diharapkan mampu menuangkan pengalaman yang dimiliki ke dalam bentuk gambar. Deskripsi Siklus II Setelah siklus I selesai maka tahap selanjutnya merencanakan perbaikan pembelajaran yang terdiri dari RKH perbaikan, lembar observasi dan refleksi setelah pembelajaran. Rencana perbaikan siklus II saya laksanakan pada tanggal 25-29 oktober 2011 setelah berdiskusi dengan teman sejawat. Kelemahan-kelemahan yang ada di RKH I sampai RKH V meliputi kegiatan : mewarnai bentuk-bentuk goemetri, menggambar dari bentuk lingkaran, mewarnai bentuk gambar sederhana, menjiplak pola dan menggambar bebas dengan menggunakan berbagai media anak belum mampu melaksanakan dengan baik. Maka penulis merencanakan tindakan sebagai berikut : Menyampaikan atau menjelaskan kegiatan dengan bahasa yang mudah dipahami anak dan bersikap luwes. Menggunakan alat peraga yang menarik anak Menjelaskan langkah-langkah dalam mewarnai, menjiplak dan menggambar Memberikan motivasi dalam mengenalkan warna, membuat coretan, mewarnai gambar, menggambar bentuk dari lingkaran dan mengambar bebas dengan menggunakan berbagai media. Memberikan motivasi dan reward bagi anak yang telah menyelesaiakan tugas dengan baik. Pembelajaran yang penulis laksanakan pada siklus II adalah : Rencana kegiatan harian I (RKH Perbaikan) Perencanaan Perencanaan pada RKH I perbaikan sama dengan RKH I siklus I merumuskan tujuan, membuat rencana kegiatan harian, mengadakan diskusi merencanakan perbaikan dari pengelolaan kelas, menyediakan alat dan bahan serta lembar kerja. Pelaksanaan tindakan Kegiatan awal + 30 menit Berbaris, masuk salam dan berdo’a Fisik motorik kasar menagkap buah dengan menggunakan 2 tangan Bercakap-cakap tentang bagian-bagian tanaman Kegiatan inti + 60 menit Mengelompokkan bunga berdasarkan warna Mewarnai bentuk-bentuk geometri Guru mengenalkan benda-benda yang berbentuk geometri Guru mengenalkan macam-macam warna Guru menjelaskan tentang cara mewarnai Guru memotivasi dan membimbing anak yang belum mampu Guru memberi penghargaan pada anak Membuat garis lengkung C C C Istirahat + 30 menit Anak mencuci tangan Anak berdo’a sebelum dan sesudah makna bekal Anak membereskan perlengkapan makan Anak bermain di luar kelas Kegiatan akhir + 30 menit Menyanyi lagu “bagian-bagian tanaman” Mengulas kegiatan sehari Kesan dan pesan Berdo’a salam dan pulang. Observasi Pada kegiatan mewarnai bentuk-bentuk geometri anak mampu mengenal macam-macam warna dan antusias dalam melaksanakan tugas setelah melihat benda-benda yang berbentuk gometri Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengamati kemampuan anak mewarnai bentuk-bentuk geometri adalah : Penggunaan alat peraga sesuai dengan perkembangan anak yiatu berpikir kokrit Kelemahannya suasana kelas menjadi ramai Kelebihannya dengan alat peraga langsung anak lebih tertarik untuk mengenal bentuk-bentuk geometri dan warna secara nyata. Rencana kegiatan harian II (RKH II) Perencanaan Perencanaan pada RKH II siklus II sama seperti pada siklus I yaitu merumuskan tujuan, membuat rencana kegiatan harian, mengadakan diskusi, merencanakan perbaikan dan pengelolaan kelas, menyediakan bahan dan alat serta lembar kerja. Pelaksanaan tindakan Kegiatan awal + 30 menit Berbaris, masuk, salam dan berdo’a Fisik motorik kasar lomba lari mengambil bunga di kranjang Bercakap-cakap tentang tanaman yang dimakan manusia Kegiatan inti + 60 menit Membilang gambar bunga dan menuliskan angka dibawahnya Menggambar bunga dari bentuk lingkaran Guru menyediakan media yang akan digunakan dalam kegiatan Guru memberi pertanyaan kepada anak tentang bentuk geometri Guru mendemonstrasikan dan menjelaskan cara menggambar Anak aktif menjawab pertanyaan, memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru Guru memotivasi dan membimbing anak yang belum mampu. Guru memberi penghargaan pada anak. Menulis huruf b Istirahat + 30 menit Anak mencuci tangan Anak berdo’a sebelum dan sesudah makan Anak membereskan perlengkapan makan Anak bermain bebas di halaman Kegiatan akhir + 30 menit Menyanyikan lagu “macam-macam bunga. Mengulas kegiatan sehari Kesan dan pesan Berdo’a, salam dan pulang. Observasi Pada kegiatan menggambar bunga dari bentuk lingkaran anak sudah mampu membuat lingkaran dan kemampuan menggambar bentuk bunga juga ada peningkatan Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengamati kemampuan anak menggambar bunga dari bentuk lingkaran adalah Kelebihannya, anak antusias dan senang dalam mengerjakannya sehingga gambar bunga yang dibuat sangat banyak Kelemahannya, pembagian waktu yang sulit dilaksanakan sesuai dengan rencana. Rencana kegiatan harian III (RKH III) Perencanaan Perencanaan pada RKH III perbaikan sama dengan RKH III siklus I yaitu : merumuskan tujuan, membuat rencana kegiatan harian, mengadakan diskusi, merencanakan perbaikan dan pengelolaan kelas, menyediakan alat dan bahan serta lembar kerja. Perbaikan tindakan Kegiatan awal + 30 menit Berbaris, masuk, salam dan berdo’a Fisik motorik kasar menirukan gerakan orang menebang pohon Bercakap-cakap dan pemberian tugas menyebutkan waktu bila menyiram tanaman (pagi, siang, sore) Kegiatan inti + 60 menit Membedakan kumpulan gambar yang tidak sama jumlahnya dengan diwarnai Mewarnai gambar bunga Guru menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan Guru bertanya tentang macam-macam warna Guru menjelaskan tentang cara mewarnai Guru memotivasi dan membimbing anak yang belum mampu Guru memberi penghargaan pada anak. Mengisi 2 botol dengan biji kacang hijau lalu dibedakan banyaknya biji kacang hijau di dalam botol. Istirahat + 30 menit Anak mencuci tangan Anak berdo’a sebelum dan sesudah makan Anak membereskan perlengkapan makan Anak bermain bebas di halaman Kegiatan akhir + 30 menit Membuat bunyi-bunyian dengan botol bekas, piring, dan potongan bambu Mengulas kegiatan sehari Berdo’a, salam dan pulang. Observasi Pada kegiatan ini anak lebih semangat dalam melaksanakan tugas dibandingkan pada SKH III siklus I dan lebih meningkat kemampuan dalam mewarnai bentuk sederhana. Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengamati kemampuan anak mewarnai bentuk bunga adalah Kelebihannya anak mewarnai lebih rapi dan terkonsep Kelemahan ada anak yang merebutkan alat untuk mewarnai karena menggunakan warna yang disukai anak Pada kegiatan akhir saya memotivasi anak dengan memperlibatkan hasil anak dalam mewarnai bentuk gambar bunga. Rencana kegiatan harian IV (RKH IV) Perencanaan Perencanaan pada RKH IV perbaikan sama dengan RKH V siklus I, yaitu : merumuskan tujuan, membuat rencana kegiatan harian, mengadakan diskusi, merencanakan perbaikan dan pengelolaan kelas, menyediakan alat dan bahan serta lembar kerja. Pelaksanaan tindakan Kegiatan awal + 30 menit Berbaris, masuk, salam dan berdo’a Fisik motorik kasar berlari mengambil daun Bercakap-cakap tentang konsep di luar, di dalam, di atas, di bawah dan sebagainya. Kegiatan inti + 30 menit Melanjutkan 2 urutan pola gambar dengan cara menempel Melipat bunga Menjiplak pola bunga Garu menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan Guru bertanya pada anak tentang benda-benda yang ditunjukan pada mereka Guru mendesmontrasikan dan menjelaskan cara menjiplak Anak aktif menjawab, memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Guru memotivasi dan membimbing anak yang belum mampu Guru memberi penghargaan pada anak Istirahat + 30 menit Anak mencuci tangan Anak berdo’a sebelum dan sesudah makan Anak membereskan perlengkapan makan Anak bermain bebas di halaman Kegiatan akhir + 30 menit Menirukan 3 urutan kata (sayur bayam enak, bunga mawar indah, pohon mangga tingi). Mengulas kegiatan sehari Kesan dan pesan Berdo’a, salam dan pulang. Observasi Pada kegiatan menjiplak pola kemmampuan anak terus meningkat dan anak antusias dalam melaksanakan tugas. Refleksi Pada pelaksanaan RKH IV kemampuan anak dalam menjiplak pola sudah meningkat karena : Anak semakin trampil dalam memegang pola dan pensil yang digunakan Anak tidak cepat putus asa dan bahkan karya yang dihasilkan bertambah banyak Rencana kegiatan harian V (RKH V) Perencanaan Perencanaan pada RKH V perbaikan sama dengan RKH V siklus I, yaitu : merumuskan tujuan, membuat rencana kegiatan harian, mengadakan diskusi, merencanakan perbaikan dan pengelolaan kelas, menyediakan alat dan bahan serta lembar kerja. Pelaksanaan tindakan Kegiatan awal + 30 menit Berbaris, masuk, salam dan berdo’a Fisik motorik kasar menangkap kantong biji Bercerita tentang “ Pohon Mangga Tio” Kegiatan inti + 60 menit Mengambar tanaman Guru menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan Guru membaca buku cerita Guru bertanya pada anak tentang isi cerita dan tanaman yang dimiliki anak dirumah Guru memberi tugas anak untuk menutup mata dan membayangkan tanaman yang ada dirumah Guru memotivasi anak untuk menuangkan imajinasinya di kertas Guru memotivasi dan membimbing anak yang belum mampu Guru memberi penghargaan pada anak Mengukur panjang daun matoa dan daun mangga Menghubungkan gambar dengan lambang bilangan yang sesuai Istirahat + 30 menit Anak mencuci tangan Anak berdo’a sebelum dan sesudah makan Anak membereskan perlengkapan makan Anak bermain bebas di halaman Kegiatan akhir + 30 menit Menceritakan gambar yang dibuat sendiri Mengulas kegiatan sehari Kesan dan pesan Berdo;a, salam dan pulang Observasi Dari hasil kegiatan pembelajaran, maka kemampuan anak menggambar tanaman sesuai harapan guru. Refleksi Dari kegiatan yang telah dilaksanakan anak pada kegiatan menggambar tanaman yaitu anak merasa senang dan enjoy dalam melaksanakan hal tersebut karena : Guru memberikan kegiatan sesuai metode pembelajaran Rencana kegiatan harian sesuai tema dan indikator pada kurikulum TK yang sesuai dengan perkembangan anak. Metode yang saya gunakan sesuai dengan diri anak, sehingga dalam melaksanakan tugas anak merasa senang dan nyaman untuk menuangkan gagasan tentang tanaman Anak aktif mengikuti pembelajaran Saya dapat menyusun rencana kegiatan dan melaksanakan kegiatan sesuai yang diharapkan. Dengan mengadakan perbaikan siklus II, menganalisis hasil observasi dan penilaian anak, serta merefleksi diri, maka berdasarkan refleksi siklus I dan siklus II penulis membuat laporan perbaikan ini.   RENCANA KEGIATAN HARIAN I Satuan pendidikan : TK Pertiwi I Kelompok : A Semester : I Minggu : XI Tema : Tanaman Subtema : Bagian-Bagian Tanaman Hari, tanggal : Selasa, 18 Oktober 2011 Waktu : 07.30 WIB – 10.00 WIB Lingkup Perkembangan, Tingkat pencapaian perkembangan, indikator Lingkup Perkembangan Nilai-nilai agama dan moral Fisik Motorik kasar Motorik halus Kesehatan fisik Kognitif Pengetahuan umum dan sains Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf Bahasa Menerima bahasa Mengungkapkan bahasa Keaksaraan Sosial emosional Tingkat pencapaian perkembangan Nilai-nilai agama dan moral Anak dapat mengucapkan do’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan Anak dapat mengucapkan salam dan membalas salam Fisik Anak dapat menangkap sesuatu secara tepat Anak dapat membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri, garing kanan dan lingkaran. Anak dapat mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit Kognitif Anak dapat mengklarifikasikan benda berdasarkan bentuk, warna, atau ukuran Bahasa Anak dapat menjawab pertanyaan sederhana Anak dapat mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek dan sebagainya). Indikator Nilai-nilai agama dan moral Nilai-nilai agama dan moral 6 Berdo’a sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan Nilai-nilai agama dan moral 20 Mengucapkan salam Nilai-nilai agama dan moral 21 Mau menyapa dan menjawab sapaan dengan ramah Fisik Motorik kasar 9 Menangkap benda dengan satu tangan/ dua tangan Motorik halus 19 Membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran Motorik halus 30 Mewarnai bentuk-bentuk geometri dengan ukuran besar Kognitif Konsep bentuk, warna, ukuran, dan pola 21 Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak, misal : menurut warna, bentuk, ukuran, jenis dan lain-lain. Bahasa Mengungkapkan bahasa 8 Menjawab pertanyaan tentang keterangan/ informasi secara sederhana Mengungkapkan bahasa 11 Menyanyikan beberapa lagu anak-anak Langkah-langkah kegiatan Kegiatan awal + 30 menit Berbaris Salah satu anak maju memimpin baris Anak berbaris di halaman dengan rapi dan tertib Anak membaca do’a masuk kelas Salam Guru memberi salam kepada anak Anak menjawab salam Berdo’a Anak dan guru berdo’a bersama-sama Fisik 9 Anak menangkap buah dengan menggunakan 2 tangan Guru mendemonstrasikan cara menangkap buah Anak aktif memperhatikan contoh dari guru Anak melaksanakan tugas dengan cara bergantian. Bahasa 8 Guru dan anak bercakap-cakap tentang bagian-bagian tanaman Guru menempel gambar di depan Guru memberikan informasi tentang bagian-bagian tanaman Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan keterangan dari guru Guru bertanya kepada anak tentang bagian-bagian tanaman Anak aktif menjawab pertanyaan guru Kegiatan inti + 60 menit Kognitif 20 Anak mengelompokkan bunga berdasarkan warna Anak aktif memperhatikan bunga yang beraneka warna Anak menyebutkan warna bunga Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru Anak aktif melaksanakan tugas Fisik 30 Anak mewarnai bentuk-bentuk geometri Guru bertanya tentang bentuk-bentuk geometri pada anak Guru mengenalkan macam-macam warna dengan menggunakan kartu warna pada anak Guru meminta anak untuk menyebutkan warna-warna yang ada di dalam kelas Guru menjelaskan tentang cara mewarnai Anak aktif menjawab, memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru Anak menerima lembar tugas Anak aktif melaksanakan tugas Fisik 19 Anak membuat/ menulis garis lengkung C C C C Guru mendemonstrasikan cara membuat garis lengkung Anak aktif memperhatikan contoh dan penjelasan guru Anak menerima lembar tugas Anak aktif melaksanakan tugas Istirahat + 30 menit Cuci tangan Anak mencuci tangan sendiri dengan pengawasan guru Anak membaca do’a sebelum makan Anak makan bekal Anak membaca do’a sesudah makan Anak bermain bebas di halaman Kegiatan akhir + 30 menit Bahasa 11 Anak menyanyi lagu “Bagian-Bagian Pohon” Guru mendemonstrasikan lagu “bagian-bagian pohon” Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan lagu tersebut Anak aktif menirukan lagu tersebut Mengulas kegiatan sehari Berdo’a Salam Pulang Penilaian Anak mengerjakan tugas berhasil dengan baik Hasil ana kata-rata baik Anak belum bisa mengerjakan tugas Jepara, 18 oktober 2011 Mengetahui Kepala TK Pertiwi I RENCANA KEGIATAN HARIAN II Satuan pendidikan : TK Pertiwi I Kelompok : A Semester : I Minggu : XI Tema : Tanaman Subtema : Bagian-Bagian Tanaman Hari, tanggal : Rabu, 19 Oktober 2011 Waktu : 07.30 WIB – 10.00 WIB Lingkup Perkembangan, Tingkat pencapaian perkembangan, indikator Lingkup Perkembangan Nilai-nilai agama dan moral Fisik Motorik kasar Motorik halus Kesehatan fisik Kognitif Pengetahuan umum dan sains Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf Bahasa Menerima bahasa Mengungkapkan bahasa Keaksaraan Sosial emosional Tingkat pencapaian perkembangan Nilai-nilai agama dan moral Anak dapat mengucapkan do’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan Anak dapat mengucapkan salam dan membalas salam Anak dapat mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya Fisik Anak dapat menangkap sesuatu secara tepat Anak dapat membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri, garing kanan dan lingkaran. Kogntif Anak dapat mengenal konsep bilangan Bahasa Anak dapat mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek dan sebagainya) Anak dapat meniru huruf Indikator Nilai-nilai agama dan moral Nilai-nilai agama dan moral 6 Berdo’a sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan Nilai-nilai agama dan moral 20 Mengucapkan salam Nilai-nilai agama dan moral 21 Mau menyapa dan menjawab sapaan dengan ramah Fisik Motorik kasar 14 Berlari dengan berbagai variasi (menyamping, ke depan dan ke belakang) Motorik halus 20 Menggambar bebas dari bentuk lingkaran dan segi empat Kognitif Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf 31 Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 5) Bahasa Mengungkapkan bahasa 10 Menyanyikan lagu secara lengkap Keaksaraan 26 Menuliskan huruf-huruf abjad Langkah-langkah kegiatan Kegiatan awal + 30 menit Berbaris Salah satu anak maju memimpin baris Anak berbaris di halaman dengan rapi dan tertib Anak membaca do’a masuk kelas Salam Guru memberi salam kepada anak Anak menjawab salam Berdo’a Anak dan guru berdo’a bersama-sama Fisik 14 Anak melakukan lomba lari mengambil bunga di keranjang Guru mendemonstrasikan lari dan mengambil bunga di kranjang Anak aktif memperhatikan contoh dari guru Anak aktif melaksanakan tugas Nilai-nilai agama dan moral 4 Guru dan anak bercakap-cakap tentang tanaman yang dimakan manusia Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan informasi dari guru Anak aktif menyebutkan tanaman yang dimakan manusia Kegiatan inti + 60 menit Kognitif 31 Anak membilang gambar bunga dan menuliskan angka dibawahnya Guru menempelkan gambar gambar di depan Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru Anak menerima lembar tugas Anak aktif melaksanakan tugas Fisik 20 Anak menggambar bunga dari bentuk lingkaran Guru menempel gambar yang sudah jadi di depan Guru mendemonstrasikan dan menjelaskan cara menggambar Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru Anak menerima lembar tugas Anak aktif melaksanakan tugas Istirahat + 30 menit Cuci tangan Anak mencuci tangan sendiri dengan pengawasan guru Anak membaca do’a sebelum makan Anak makan bekal Anak membaca do’a sesudah makan Anak bermain bebas di halaman Kegiatan akhir + 30 menit Bahasa 10 Anak menyanyikan lagu “Macam-Macam Bunga” Anak aktif menyanyi lagu bersama-sama Anak aktif menyanyi lagu berkelompok Anak aktif menyanyi lagu perorangan. Mengulas kegiatan sehari Berdo’a Salam Pulang Penilaian Anak mengerjakan tugas berhasil dengan baik Hasil anak rata-rata baik Anak belum bisa mengerjakan tugas Jepara, 19 Oktober 2011 Mengetahui Kepala TK Pertiwi I Sri Ningsih Mahasiswa Fitriyah NIM 822206695   RENCANA KEGIATAN HARIAN III Satuan pendidikan : TK Pertiwi I Kelompok : A Semester : I Minggu : XI Tema : Tanaman Subtema : Bagian-Bagian Tanaman Hari, tanggal : Kamis, 20 Oktober 2011 Waktu : 07.30 WIB – 10.00 WIB Lingkup Perkembangan, Tingkat pencapaian perkembangan, indikator Lingkup Perkembangan Nilai-nilai agama dan moral Fisik Motorik kasar Motorik halus Kesehatan fisik Kognitif Pengetahuan umum dan sains Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf Bahasa Menerima bahasa Mengungkapkan bahasa Keaksaraan Sosial emosional Tingkat pencapaian perkembangan Nilai-nilai agama dan moral Anak dapat mengucapkan do’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan Anak dapat mengucapkan salam dan membalas salam Fisik Anak dapat menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang dan sebagainya. Anak dapat mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit Anak dapat mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media Kognitif Anak dapat mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, temaram dan sebagainya) Anak dapat mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama, sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan dua variasi Bahasa Anak dapat menyebutkan kata-kata yang dikenal Indikator Nilai-nilai agama dan moral Nilai-nilai agama dan moral 20 Mengucapkan salam Nilai-nilai agama dan moral 21 Mau menyapa dan menjawab sapaan dengan ramah Fisik Motorik kasar Senam fantasi meniru (misal: menirukan berbagai gerakan hewan, menirukan gerakan tanaman yang terkena angin sepoi-sepoi, angin kencang dan kencang sekali) dengan lincah Motorik halus 29 Mewarnai bentuk gambar sederhana Motorik halus 44 Membuat bunyi-bunyian dengan berbagai alat Kognitif Pengetahuan umum dan sains 11 Membedakan konsep penuh-kosong melalui mengisi wadah dengan air, pasir, biji-bijian dan lain-lain. Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola 25 Menunjuk dua kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit. Bahasa Mengungkapkan bahasa 16 Menyebutkan waktu (pagi, siang, malam) Langkah-langkah kegiatan Kegiatan awal + 30 menit Berbaris Salah satu anak maju memimpin baris Anak berbaris di halaman dengan rapi dan tertib Anak membaca do’a masuk kelas Salam Guru memberi salam kepada anak Anak menjawab salam Berdo’a Anak dan guru berdo’a bersama-sama Fisik 1 Anak menirukan gerakan orang menebang pohon Guru mendemonstrasikan cara menebang pohon Anak aktif memperhatikan contoh dari guru Anak aktif melaksanakan tugas Bahasa 6 Anak menyebutkan waktu bila menyiram tanaman (pagi, siang, sore) Guru bertanya kapada anak tentang kegiatan di rumah Anak aktif memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru Guru menanyakan kapan anak menyiram tanaman Anak aktif menjawab pertanyaan guru. Kegiatan inti + 60 menit Kognitif 25 Anak membedakan kumpulan gambar yang tidak sama jumlahnya dengan cara diwarnai Guru menempel gambar di depan Guru mengajak anak untuk menghitung jumlah gambar Guru bertanya tentang jumlah gambar kepada anak Anak aktif menjawab pertanyaan guru Guru menjelaskan tentang jumlah gambar yang sama dan tidak sama Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru Anak menerima lembar tugas Anak aktif melaksanakan tugas Fisik 29 Anak mewarnai gambar bunga Guru menempel gambar yang sudah jadi di depan Guru menjelaskan cara mewarnai yang benar Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru Anak menerima lembar tugas Anak aktif melaksanakan tugas Kognitif 11 Anak mengisi 2 botol dengan biji kacang hijau lalu dibedakan banyaknya biji kacang hijau di dalam botol Guru bertanya tentang nama-nama benda yang ditunjukkan pada anak. Anak aktif memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru. Anak menerima tugas untuk memasukkan biji kacang hijau ke dalam botol. Anak aktif melaksanakan tugas. Istirahat Cuci tangan Anak mencuci tangan sendiri dengan pengawasan guru. Anak membaca do’a sebelum makan. Anak makan bekal. Anak membaca do’a sesudah makan. Anak bermain bebas di halaman. Kegiatan Akhir ± 30 menit Fisik 44 Anak membuat bunyi-bunyian dengan botol bekas, piring dan potongan bambu. Guru mendemonstrasikan memukul bermacam-macam benda. Anak aktif memperhatikan contoh dari guru. Anak aktif melaksanakan tugas secara perorangan dan kelompok. Mengulas kegiatan sehari. Berdo’a. Salam. Pulang. Penilaian Anak mengerjakan tugas berhasil dengan baik. Hasil anak rata-rata baik. Anak belum bisa mengerjakan tugas Jepara, 20 Oktober 2011 Mengetahui Kepala TK Pertiwi I Sri Ningsih Mahasiswa Fitriyah NIM 822206695   RENCANA KEGIATAN HARIAN IV Satuan pendidikan : TK Pertiwi I Kelompok : A Semester : I Minggu : XI Tema : Tanaman Subtema : Bagian-Bagian Tanaman Hari, tanggal : Jum’at, 21 Oktober 2011 Waktu : 07.30 WIB – 10.00 WIB Lingkup Perkembangan, Tingkat pencapaian perkembangan, indikator Lingkup Perkembangan Nilai-nilai agama dan moral Fisik Motorik kasar Motorik halus Kesehatan fisik Kognitif Pengetahuan umum dan sains Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf Bahasa Menerima bahasa Mengungkapkan bahasa Keaksaraan Sosial emosional Tingkat pencapaian perkembangan Nilai-nilai agama dan moral Anak dapat mengucapkan do’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan Anak dapat mengucapkan salam dan membalas salam Fisik Anak dapat menendang sesuatu secara terarah. Anak dapat menjiplak bentuk. Anak dapat mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit. Kognitif Anak dapat mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, temaram dan sebagainya) Anak dapat mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC. Bahasa Anak dapat mengerti 2 perintah yang diberikan bersamaan. Indikator Nilai-nilai agama dan moral Nilai-nilai agama dan moral 6 Berdo’a sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan Nilai-nilai agama dan moral 20 Mengucapkan salam Nilai-nilai agama dan moral 21 Mau menyapa dan menjawab sapaan dengan ramah Fisik Motorik kasar 14 Berlari dengan berbagai variasi. Motorik halus 2 Menjiplak dan meniru garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran. Motorik halus 23 Meniru melipat kertas sederhana (1-4 lipatan) Kognitif Pengetahuan umum dan sains 8 Menyebutkan konsep depan-belakang-tengah, atas-bawah, luar-dalam, pertama-terakhir, keluar-masuk, naik-turun, maju-mundur. Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola 27 Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk dua pola yang berurutan, misal : merah-putih, merah-putih, merah-putih-biru, merah-putih-biru…… Bahasa Mengungkapkan bahasa 2 Menirukan kembali 3-4 urutan kata. Langkah-langkah kegiatan Kegiatan awal + 30 menit Berbaris Salah satu anak maju memimpin berbaris. Anak berbaris di halaman dengan rapi dan tertib. Anak membaca do’a masuk kelas. Salam Guru memberi salam kepada anak Anak menjawab salam Berdo’a Anak dan guru berdo’a bersama-sama Fisik I4 Anak berlari mengambil daun Guru mendemonstrasikan lari dan mengambil daun Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru Anak aktif melaksanakan tugas Bahasa 8 Guru dan anak bercakap-cakap tentang konsep di luar, di dalam, di atas, di bawah dan sebagainya : Guru bertanya kapada anak arti di luar, di dalam, di atas, di bawah Anak aktif menjawab pertanyaan guru Guru bertanya tentang tanaman yang buahnya di bawah dan di atas pohon, di luar dan di dalam tanah. Anak aktif menjawab dan menyebutkan nama tanaman tersebut. Kegiatan inti + 60 menit Kognitif 27 Anak melanjutkan 2 urutan pola gambar dengan cara menempel. Guru menempel gambar di depan Guru menjelaskan dan memberi contoh cara melanjutkan 2 urutan pola. Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Anak menerima lembar tugas. Anak aktif melaksanakan tugas Fisik 31 Anak melipat bunga Guru menjelaskan dan memberi contoh melipat. Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Anak menerima kertas lipat. Anak aktif melaksanakan tugas. Fisik 2 Anak menjiplak pola bunga Guru menjelaskan dan memberi contoh cara menjiplak pola. Anak aktif memperhatikan dan menjawab penjelasan guru. Anak menerima lembar tugas. Anak aktif melaksanakan tugas. Istirahat Cuci tangan Anak mencuci tangan sendiri dengan pengawasan guru. Anak membaca do’a sebelum makan. Anak makan bekal. Anak membaca do’a sesudah makan. Anak bermain bebas di halaman. Kegiatan Akhir ± 30 menit Bahasa 2 Anak menirukan 3 urutan kata (sayur bayam enak, bunga mawar indah, pohon mangga tinggi, dan seterusnya). Guru mendemonstrasikan urutan kata. Anak aktif memperhatikan dan menirukan bersama-sama. Anak aktif menirukan urutan kata dengan bergantian. Mengulas kegiatan sehari. Berdo’a. Salam. Pulang. Penilaian Anak mengerjakan tugas berhasil dengan baik. Hasil anak rata-rata baik. Anak belum bisa mengerjakan tugas Jepara, 21 Oktober 2011 Mengetahui Kepala TK Pertiwi I Sri Ningsih Mahasiswa Fitriyah NIM 822206695   RENCANA KEGIATAN HARIAN V Satuan pendidikan : TK Pertiwi I Kelompok : A Semester : I Minggu : XI Tema : Tanaman Subtema : Bagian-Bagian Tanaman Hari, tanggal : Sabtu, 22 Oktober 2011 Waktu : 07.30 WIB – 10.00 WIB Lingkup Perkembangan, Tingkat pencapaian perkembangan, indikator Lingkup Perkembangan Nilai-nilai agama dan moral Fisik Motorik kasar Motorik halus Kesehatan fisik Kognitif Pengetahuan umum dan sains Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf Bahasa Menerima bahasa Mengungkapkan bahasa Keaksaraan Sosial emosional Tingkat pencapaian perkembangan Nilai-nilai agama dan moral Anak dapat berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan Anak dapat mengucapkan salam dan membalas salam Fisik Anak dapat menangkap sesuatu secara tepat. Anak dapat mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media. Kognitif Anak dapat mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, temaram dan sebagainya) Anak dapat mengenal konsep bilangan Bahasa Anak dapat memahami cerita yang dibacakan. Anak dapat mengutarakan pendapat dengan orang lain. Indikator Nilai-nilai agama dan moral Nilai-nilai agama dan moral 6 Berdo’a sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan Nilai-nilai agama dan moral 20 Mengucapkan salam Nilai-nilai agama dan moral 21 Mau menyapa dan menjawab sapaan dengan ramah Fisik Motorik kasar 10 Menangkap benda dengan berbagai variasi. Motorik halus 36 Menggambar bebas dengan berbagai media (pensil warna, krayon, arang dan lain-lain). Kognitif Pengetahuan umum dan sains 9 Membedakan konsep panjang-pendek, jauh-dekat melalui mengukur dengan satuan tidak baku (langkah, jengkal, benang atau tali). Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf 32 Menghubungkan/memasang lambang bilangan dengan benda-benda sampai 5 (anak tidak disuruh menulis). Bahasa Menerima bahasa 4 Mendengarkan cerita yang dibacakan. Mengungkapkan bahasa 17 Bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri. Langkah-langkah kegiatan Kegiatan awal + 30 menit Berbaris Salah satu anak maju memimpin berbaris. Anak berbaris di halaman dengan rapi dan tertib. Anak membaca do’a masuk kelas. Salam Guru memberi salam kepada anak Anak menjawab salam Berdo’a Anak dan guru berdo’a bersama-sama Fisik 11 Anak menangkap kantong biji Guru memberikan contoh menangkap kantong biji. Anak aktif memperhatikan contoh dari guru. Anak aktif melaksanakan tugas Bahasa 4 Anak mendengarkan cerita tentang “Pohon Mangga Tio” Guru membacakan buku cerita. Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan cerita. Guru bertanya kepada anak tentang isi cerita. Anak aktif menjawab pertanyaan guru. Kegiatan inti + 60 menit Fisik 36 Anak menggambar tanaman Guru membaca cerita untuk anak. Anak aktif memperhatikan dan mendengarkan cerita guru. Anak diberi kebebasan untuk menggambar tanaman yang ada di rumah. Anak menerima lembar tugas. Anak aktif melaksanakan tugas. Kognitif 9 Anak mengukur panjang daun matoa dan daun mangga. Guru mendemonstrasikan cara mengukur dengan jengkal. Anak aktif memperhatikan contoh dari guru. Anak aktif melaksanakan tugas. Kognitif 32 Anak menghubungkan gambar dengan lambang bilangan yang sesuai Guru menempel gambar di depan. Guru mengajak anak menghitung gambar dan menanyakan lambang bilangan. Anak aktif memperhatikan, menghitung gambar, menjawab pertanyaan dan mendengarkan penjelasan guru. Anak menerima lembar tugas. Anak aktif melaksanakan tugas. Istirahat + 30 Menit Cuci tangan Anak mencuci tangan sendiri dengan pengawasan guru. Anak membaca do’a sebelum makan. Anak makan bekal. Anak membaca do’a sesudah makan. Anak bermain bebas di halaman. Kegiatan Akhir ± 30 menit Bahasa 17 Anak menceritakan gambar yang dibuat sendiri. Guru bertanya pada anak tentang gambar yang telah dibuat. Anak aktif menjawab pertanyaan guru. Guru memberi tugas anak untuk menceritakan gambar yang dibuat Anak aktif melaksanakan tugas. Mengulas kegiatan sehari. Berdo’a. Salam. Pulang. Penilaian Anak mengerjakan tugas berhasil dengan baik. Hasil anak rata-rata baik. Anak belum bisa mengerjakan tugas. Jepara, 22 Oktober 2011 Mengetahui Kepala TK Pertiwi I Sri Ningsih Mahasiswa

contoh proposal dana hibah tk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia dini ( 0 – 5 tahun ) merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia itu sebagai usia penting bagi pengembangan intelegensi permanen dirinya, mereka juga mampu menyerap informasi yang sangat tinggi. Setelah anak memasuki dunia pendidikan, anak mulai menyesuaikan dirinya baik dengan guru, teman sejawat serta lingkungan sekolah yang baru. Jika anak sudah merasa aman,nyaman dengan lingkungan yang baru, teman-teman yang baru serta guru, maka dengan mudah anak akan mampu beradaptasi dan menyerap segala informasi yang didapatkannya. Pada anak usia TK, mereka lebih cepat menyerap stimulasi yang mereka peroleh melalui permainan, karena pada dasarnya usia TK adalah bermain sambil belajar. Metode pembelajaran melalui bermain secara langsung anak akan belajar sehingga memiliki kemampuan untuk memahami konsep alamiah dan tanpa paksaan. Ketika bermain anak belajar bereksplorasi, mencari tahu, memperkuat otot – ototnya, mempertajam koordinasi mata dan tangan, mengembangkan kosakata dan bahasanya, yang kelak berguna dibangku sekolahnya, ketika bermain anak belajar segala sesuatu. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani di TK terutama pembelajaran matematika dan sains bagi anak TK. Bagi guru TK Dapat mengetahui betapa pentingnya peran pendidik dalam mengembangkan kemampuan penerapan pembelajaran Matematika dan Sains bagi anak TK. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak TK. Dapat digunakan sebagai pedoman pembelajaran. Bagi siswa TK atau anak, diharapkan dari hasil penelitian ini anak dapat lebih paham pembelajaran matematika dan sains yang ada di TK sehingga termotivasi untuk lebih giat dalam belajar. Untuk semua pihak yang terkait dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan TK, untuk dapat digunakan sebagai pedoman pembelajaran di TK,sehingga dapat mewujudkan tujuan pendidikan TK yang diharapkan. Data ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan pedoman bagi peneliti yang sedang melakukan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Permainan Balok Permainan merupakan gejala umum, anak-anak suka bermain karena di dalam diri terdapat dorongan batin dan dorongan mengembangkan diri. Banyak ilmuwan yang berminat meneliti permainan karena mereka menyadari akan pentingnya peranan permainan dalam perkembangan. Menurut Battelheim (dalam Hurlock, 1978 : 27) permainan dan olah raga adalah kegiatan yang ditandai oleh aturan serta persyaratan-persyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan kegiatan dalam tindakan yang bertujuan. Pada mulanya anak lebih banyak melakukan permainan yang individual. Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Bermain merupakan cara alamiah anak untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya bermain mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses dari pada hasil ahir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan, umur, dan kemampuan anak. Secara berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). (Depdikbud 1994 :11). Secara bertahap anak mampu bekerjasama dengan permainan lain sehingga akan lebih memperoleh kepuasan, anak mempunyai minat melakukan permainan individual, mereka juga mulai berminat dengan kegiatan bersama teman-teman yang biasanya diarahkan oleh anak yang lebih besar. Dalam usaha untuk mencapai hasil pendidikan yang baik, alat permainan untuk anak usia dini merupakan sarana pendidikan yang memegang peranan sangat penting. Lembaga Pendidikan Taman Kanak-kanak tanpa alat permainan yang memadai tidak bisa berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang baik. Alat permainan yang sesuai dengan perkembangan anak akan memberikan perasaan senang dan aman serta merangsang anak untuk melakukan kegiatan sehingga anak betah di lembaga pendidikan. Bermain pada awalnya belum mendapat perhatian khusus dari para ahli ilmu jiwa, karena terbatasnya pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak dan kurangnya perhatian mereka terhadap perkembangan anak. Salah satu tokoh yang dianggap berjasa untuk meletakkan dasar tentang bermainn adalah seorang filosuf Yunani yang bernama Plato. Plato dianggap sebagai orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain. Menurut Plato, anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmatika dengan cara membagikan apel kepada anak, juga melalui pemberian alat permainan miniature balok-balok kepada anak usia tiga tahun yang pada akhirnya akan mengantar anak tersebut menjadi ahli bangunan. Bermain adalah dunia kerja anak usia prasekolah dan menjadi hak setiap anak untuk bermain, tanpa dibatasi usia. Dalam pasal 31 Konvensi Hak – hak Anak (1990) disebutkan “ hak nak untuk beristirahat dan bersantai, bermain dan turut serta dalam kegiatan – kegiatan rekreasi yang sesuai dengan usia anak yang berssangkutan dan untuk turut serta secara bebas dalam kehidupan budaya dan seni”. Melalui bermain, anak dapat memetik berbagai manfaat bagi perkembangan aspek fisik motorik ,kecerdasan dan social emosional. Ketiga aspek ini saling menunjang satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. A.1 Tahapan Perkembangan Bermain : Menurut Mildred Parten (1982) Ada 6 bentuk kegiatan bermain yang memperlihatkan peningkatan kadar interaksi sosial, dari anak bermain sendiri sampai dengan bermain bersama. Unoceupied Play yaitu anak benar – benar tidak terlibat dalam kegiatan bermain, anak hanya mengamati hal-hal yang menarik, bila tak ada hal yang menarik anak akan menyibukkan diri dengan melakukan sesuatu tanpa tujuan yang jelas ( usia 2 – 4 bulan). Solitary Play, anak sibuk bermain sendiri, tidak memperhatikan kehadiran anak – anak lain cenderung bersifat egosentris ( usia 6 – 11 bulan). On Looker Play ( Pengamat ), kegiatan bermain dengan mengamati anak – anak lain ( usia 1 – 2 tahun ). Pararel Play ( Bermain Pararel ), dua anak atau sekelompok anak bermain dengan jenis permainan yang sama, akan tetapi tidak ada interaksi di antara mereka. Assosiative Play ( Bermain Assosiatif ), adanya interaksi antara anak yang bermain, saling tukar alat permaian , akan tetapi satu sama lainnya tidak bekerja sama. Cooperative Play (Bermain bersama), adanya kerjasama atau pembagian tugas dan pembagian peran bagi masing-masing anak yang terlibat dalam permainan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Bermain bersama merupakan saran anak untuk bersosialisasi atau bergaul dengan orang lain. Menurut Jean Piaget Sensory Motorplay ( 3 bulan – 1,5 tahun), bermain dimulai pada periode perkembangan kognitif sensorik motor. Kegiatan bayi hanya merupakan pengualangan dari hal – hal yang pernah dilakukan sebelumnya yang merupakan akal bakal dari kegiatan bermain di tahap perkembangan selanjutnya. Symbolic Or Make Believe Play ( 2 – 7 tahun ), ciri periode pra operasional yang terjadi antara 2 – 7 tahun yang ditandai dengan bermain khayal dan pura – pura. Anak sering bertanya dan mulai dapat menggunakan berbagai benda sebagai simbol atau representasi benda lain. Social Play Games With Ruller ( 8 tahun – 11 tahun ), sejak anak usia 8 – 11 tahun anak akan lebih banyak terlibat dalam kegiatan Games With Ruller. Kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh aturan permainan. Games With Rules and Sports ( 11 tahun ke atas), kegiatan bermain berkombinasi dengan olahraga. Kegiatan bermain ini masih menyenangkan dan dinikmati anak –anak, meskipun aturan –aturannya jauh lebih ketat dan diberlakukan secara kaku. Menurut Hurlock Tahap Penjelajahan ( Exploratory Stage), kegiatan yang mengamati objek atau orang tua, mencoba menjangkau atau meraih benda di sekelilingnya lalu mengamatinya ( 4 – 6 bulan ). Tahap Mainan ( Toy Stage - tahapan awal 2 – 3 tahun ), anak usia5 – 6 tahun beranggapan benda mainan itu memiliki karakteristik atau kemampuan yang sama dengan benda hidup. Anak usia 2 – 3 tahun hanya mengamati alat permainan saja. Tahap Bermain ( Play Stage ), bersamaan dengan mulai masuknya anak ke SD. Jenis permainan anak makin bertambah banyak. Anak bermain dengan alat permainan yang lama kelamaan berkembang menjadi games, olahraga dan bentuk permainan yang lain, yang juga dilakukan oleh orang dewasa. Tahap Melamun (Playdream Stage), tahap ini di awali saat anak mendekati masa puber. Saat ini anak sudah mulai kurang berminat terhadap bermain, mereka lebih suka menghabiskan waktunya untuk melamun atau berkhayal. Menurut Fein dan Vanderbeas dan Smilansky Bermain Fungsional, anak usia 1 – 2 tahun melakukan gerakan yang bersifat sederhana dan berulang – ulang. Kegiatan dengan atau tanpa alat permainan. Bangun Membangun ( Contructive Play), anak membentuk sesuatu dengan alat permainan yang tersedia, umumnya pada anak usia 3 – 6 tahun . Bermain Pura – pura, meniru kegiatan rang yang pernah dijumpai dalamkehidupan sehari – hari ,berperan imajinatif, memerankan tokoh – tokoh yang dikenalnya melalui film kartun atau dongeng, umumnya pada anak usia 3 – 7 tahun. Permainan Dengan Peraturan , umumnya pada anak usia 6 – 11 tahun ank sudah memahami dan bersedia mematuhi peraturan permainan. Awalnya peraturan mengikuti aturan yang diajarkan orang lambat laun anak membuat sendiri peraturan yang baru. Menurut Mayke S. Tedja, bahwa diantara manfaat bermain untuk perkembangan antara lain : Untuk perkembangan aspek fisik anak. Untuk perkembangan aspek motorik kasar dan halus. Untuk perkembangan aspek sosial. Untuk perkembangan aspek emosi atau kepribadian. Untuk perkembangan aspek kognisi. Untuk mengasah ketajaman penginderaan. Untuk mengembangkan ketrampilan olahraga dan menari. Pemanfaatan bermain oleh guru ( berkaitan dengan investasi). Pemanfaatan bermain untuk media terapi. Pemanfaatan bermain sebagai media intervensi. Balok adalah potongan –potongan kayu yang polos atau tanpa cat, sama tebalnya dan dengan panjang dua kali atau empat kali tiap satu unit balok. Balok tersebut merupakan suatu bahan dasar yang utama dalam bermain rancang bangun untuk membantu anak membangun kemampuan manipulative dan ketangkasan (Emmy Soekrisno,2009:453). Permainan balok akan menjadikan anak menjadi kreatif, imaninatif, mandiri dan berani bertanggung jawab. Dalam permainan balok, tidak ada perasaan yang paling membahagiakan saat anak dapat menunjukkan apa yang dipikirkan kepada orang lain. Balok natural dalam satuan ukuran unit sudah resmi dijadikan bagian dari kurikulum nasional. Biasanya balok kayu sengaja tidak diberi warna untuk menghindari pemilihan berdasarkan warna, karena balok natural ini mengajarkan bentuk dan hubungan antar bentuk (Emmy Soekrisno, 2009:155). Membangun balok – balok, tanah liat atau lilin, menggambar kerajinan tangan bebas dan sebagainya sangat efektif untuk membentuk daya kreatif anak TK. Tetapi agar anak lebih cepat dalam belajar maka biasanya balok diberi warna yang mencolok agar menjadi benda yang menarik untuk bermain anak, adapun cara memainkan balok antara lain adalah : Tahap Pertama, Anak tertarik pada balok. Pada umumnya anak yang belum pernah memainkan balok akan membawa tumpukan balok kemana-mana, bisa dengan tangan atau menggunakan truk mainan. Pada tahap ini, anak baru tertarik pada balok, berapa beratnya, apa rasanya jika membawa balok, berapa banyak yang bisa dibawa sekaligus dan sebagainya. Oleh karena itu, apabila seorang anak bereksperimen dengan balok akan menghasilkan sebuah pemahaman tentang apa yang bisa dan tak bisa dikerjakan dengan balok. Tahap Kedua, Eksplorasi sifat – sifat balok dan penggunaannya. Pada tahap ini, pada umumnya anak masih bereksplorasi padasifat – sifat balok dan bagaimana cara menggunakan atau memainkannya. Yang dikerjakan hanya menumpuk – numpuk balok yang satu dengan yang lainnya. Anak – anak akan melihat jika mereka menumpuk dengan cara yang berbeda, maka bentuk bangunan akan berbeda pula pada tahap ini anak kan mulai menggunakan imajinasi dan kemampuan kognitifnya. Tahap Ketiga, Menghubungkan balok – balok untuk membentuk bangunan, membuat jembatan dengan mendirikan 2 balok unit dengan jarak tertentu lalu meletakkan 1 balok untuk menghubungkan keduanya. Tahap ini digunakan anak untuk melatih meyeimbangkan, eksplorasi, menghubungkan bentuk – bentuk balok yang berbeda, serta dapat memperbaiki koordinasi mata dan tangan. Pada tahap ini menjadi media seni bagi ekspresi ide kreatif anak. Tahap Keempat, Membuat bangunan yang menakjubkan. Anak pada tahap ini sudah mampu membangun balok dengan ketepatan tangan dan kemampuan mereka. Anak sangat menyukai membangun bangunan yang rumit dan artistik. Tahap Kelima, BermainMicroplay atau Macroplay. Selesai membangun balok, para pembangun mengambil aksesori seperti boneka orang, binatang, tanaman, mainan dan mobil – mobilan kemudian mereka saling memainkannya. Anak – anak menceritakan hasil karyanya dan menghitung jumlah balok yang suda digunakan ( Emmy Soekrisno,2009 :156 – 162). Pengertian Matematika dan Sains B.1 Definisi Matematika Matematika terdapat dimana saja di sekitar kita, tanpa disadari dalam kegiatan sehari –hari yang biasa anak dan orang tua lakukan dirumah pada dasarnya terkandung pembelajaran matematika. Matematika tidak hanya sekedar berhitung, banyak orang menikmati berbagai aspek matematika, meskipun banyak orang yang tidak menyukai bahkan membenci sebagian aspek lainnya. Anak- anak menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari tanpa disuruh. Dalam kegiatan kesehariannya, anak mendapat pengalaman dan kesempatan yang banyak mempelajari matematika. Anak – anak belajar matematika secara langsung dan alami melalui kegiatan sehari – hari. Gurupun dapat menciptakan kembali situasi nyata kehidupan sehari – hari untuk dipelajari di sekolah. Istilah Matematika berasal dari kata Yunani “Matheis” yang artinya “Mempelajari”. Kata ini berhubungan dengan kata Sansekerta “Medha” atau “Widya” yang artinya “Kepandaian”. “Pengetahuan”, atau “Intelegensi”. Menurut J. Bruner dalam Hidayat (2004 : 8 ) belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal yang baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Pengetahuan perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif ) manusia yang mempelajarinya. Proses Internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh ( yang berarti proses belajar mengajar terjadi secara optimal), jika pengetahuan itu dipelajari dalam tahap-tahap sebagai berikut ; Tahap Enaktif. Suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan dipelajari secara aktif dengan menggunakan benda-benda konkret atau situasi yang nyata. Tahap Ikonik Suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imagery), gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkrit. Tahap Simbolik Suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak, baik simbol-simbol verbal misalkan huruf-huruf, kata-kata atau kalimat-kalimat), lambang – lambang Matematika maupun lambang – lambang abstrak lainnya (Hidayat,2004:9). Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa ( Suyitno,2004:1). Agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis ( Suhito, 2000:12). Menurut Jujun S. Suriasumantri, Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Sedangkan menurut Pusat Pembinaan dan Perkembangan Bahasa, Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan,hubungan-hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan. Definisi Matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya: Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematika. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur- struktur logik. Matematika adalah pngetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Beberapa nilai yang terkandung dalam Matematika : Pengembangan Konsentrasi Pengembangan Gaya Hidup Ekonomis Kemampuan Mendengarkan Pendapat Percaya Diri Sikap untuk Menemukan Peningkatan Kemampuan Kerja Dorongan untuk Membaca dan Belajar Pengertian Belajar Matematika menurut para ahli : a. Menurut Bruner: Belajar tentang konsep struktur Matematika yang terdapat dalam materi pelajaran. Mencari hubungan tentang konsep-konsep Matematika. b. Menurut Diener : Permainan bebas adalah tahap belajar konsep yang terdiri dari aktifitas yang tidak terstruktur dan tidak diarahkan. Permainan yang menggunakan aturan yaitu tahap belajar konsep, anak mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam suatu konsep. Permainan mencari persamaan sifat adalah tahap pada saat anak menemukan struktur yang menunjukkan kesamaan yang terdapat dalam permainan yang dimainkan. Permainan dengan simbolisasi merupakan tahap belajar konsep pada saat anak perlu merepresentasikan dari setiap konsep dengan menggunakan simbol matematika atau dengan perumusan verbal yang sesuai. Pembelajaran matematika untuk anak usia dini. Menurut Jean Piaget Tahap Sensori Motor ( 0 – 2 tahun ) Anak mulai melakukan percobaan dengan benda-benda konkret (disusun dan di otak atik ) dan melakukan gerak-gerak reflek. Tahap Pra Operasional ( 2 – 7 tahun ) Anak bisa menghitung tapi belum tahu konsep bilangan, dapat menggambar geometri. Tahap Operasional Konkret ( 7 – 12 tahun ) Anak mulai dapat bepikir logis dan mampu melakukan pengukuran. Namun, mendapatkan kesulitan dalam masalah verbal. Tahap Operasional Formal ( 12 – Dewasa ) Pada tahap ini anak sudah tidak tergantung pada benda konkret. Menurut Jerome S. Bruner Teori ini lebih peduli pada proses daripada hasil. Adapun metode belajar dengan tiga tahap yaitu : Enactive yaitu pembelajaran menggunakan benda-benda konkret dalam belajar Ikonic yaitu pembelajaran menggunakan sajian berupa gambar atau grafik. Symbolic yaitu pembelajaran menggunakan kata – kata dengan simbol. Menurut William Brownell Belajar Matematika harus merupakan belajar bermakna dan pengertian baru kemudian latihan. Perlu penggunaan benda-benda konkret untuk dimanipulasi sehingga anak-anak dapat memahami makna dari konsep yang diajarkan. Pelajaran Matematika untuk anak usia dini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta keragaman penataran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun sasaran pengajaran Matematika untuk anak usia dini adalah : Pengembangan Konsep Pengembangan Matematika Pengembangan Ketrampilan Mengukur dan Melukis bangunan Kemampuan Memecahkan Soal Pengembangan Sikap Menghargai dan Sikap-sikap lain yang saling menguntungkan. Adapun ketrampilan yang dapat dilatih bagi anak TK antara lain : Dalam pembelajaran matematika terdapat banyak ketrampilan yang dapat dikuasai anak didik. Namun, bagi anak usia dini khususnya anak TK, ketrampilan matematika yang adapt diajarkan pada mereka tidak sebanyak dan sesulit anak – anak di atas usianya. Adapun ketrampilan yang dapat dilatih bagi anak – anak TK antara lain : Mencacah yaitu menunjuk pada suatu benda atau memegang dan memindahkannya. Membuat Pola yaitu suatu ketrampilan yang dapat membantu anak untuk mengembangkan ketrampilan berpikir seperti menganalisa dan membuat sintesis dan mengolah ketrampilan bahasa Matematika. Pola merupakan urutan dari warna, bentuk, benda, suara atau gerakan – gerakan yang dilakukan berulang kali. Ada beberapa pola , diantaranya : Pola Visual merupakan pola yang tampak jelas oleh mata, biasanya terdapat pada bahan-bahan atau kain-kain. Pola Auditori biasanya ditemukan pada melodi music, tepuk tangan dan pengulangan bahasa atau suara-suara dari cerita dan permainan jari. Pola physic terdapat dalam tarian dan gerakan – gerakan yang berurutan. Belajar membuat pola dapat membantu anak untuk mengembangkan ketrampilan berfikir seperti menganalisa dan membuat sintetis dan mengasah ketrampilan bahasa matematika. Menyortir dan Mengelompokkan yaitu ketrampilan yang dapat mengasah ketrampilan observasi atau pengamatan anak terhadap suatu persamaan dan perbedaan. Selain itu dapat menimbulkan rasa peka anak terhadap lingkungan karena mereka akan melihat bahwa ada suatu organisasi atau kelompok dalam suatu lingkungan dimana dalam satu kelompok tersebut terdapat hal – hal yang berbeda-beda. Membandingkan yaitu memberi perbandingan antara ukuran,tekstur warna dan kecepatan yang pada akhirnya mengarah pada kuantitas atau banyaknya sesuatu. Konsep Angka yaitu ketrampilan yang berkaitan dengan pemikiran tentang “Berapa Banyak” suatu benda. Konsep angka juga meliputi kegiatan berhitung, satu persatu dan yang paling penting adalah memahami angka yang dipelajari. Belajar memahami angka merupakan ketrampilan yang sangat mendasar bagi anak yang melakukan kegiatan yang bertalian dengan angka. Berbicara tentang konsep angka, disini terdapat perbedaan antara angka dan bilangan. Angka diartikan sebagai simbol, sedangkan bilangan merupakan arti yang sesungguhnya dari angka atau symbol tersebut. Pemecahan Masalah ( Problem Solving ) yaitu suatu proses penyelesaian masalah yang berkaitan dengan ketrampilan Matematika dan Konsep. Dalam hal ini dapat dilakukan di berbagai tempat dan situasi , karena dapat memberikan pengalaman berbagai pikiran dan pendapat dengan anak-anak yang lain. Jika anak mampu memecahkan suatu masalah akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak tersebut. Ukuran Dan Percobaaan Adapun hal-hal yang dapat digunakan untuk kegiatan mengukur yaitu jam mengukur waktu, thermometer untuk mengukur temperature atau suhu, gelas untuk mengukur kuantitas, skala untuk mengukur luas dan sebagainya. Waktu Cara yang tepat dapat digunakan dalam mengenalkan konsep waktu adalah dengan menggunakan jadwal kegiatan anak sehingga mereka mengetahui urutan kegiatannya hari ini dan selanjutnya. Ketrampilan dalam Matematika dapat membantu berbagai aspek perkembangan dan pertumbuhan otak, diantaranya : Perkembangan Sosial Aspek perkembangan social yang dapat dikembangkan pada diri anak dapat diperoleh melalui kegiatan berbagi dan kerjasama. Dalam kegiatan ini anak – anka bekerja sama dan berbagi benda – benda untuk menghasilkan sesuatu seperti puzzle dan memecahkan suatu masalah. Perkembangan Emosi Dengan permainan matematika yang anak lakukan, emosi anak dapat terlatih hingga anak memiliki rasa percaya diri. Rasa percaya diri ini tumbuh dan berkembang pada saat anak menyampaikan berbagai ide dan bermain matematika tanpa rasa takut dan salah. Perkembangan Motorik Halus Perkembangan motorik halus dapat berkembang pada saat anak memanipulasi benda-benda guna memperoleh pemahaman berbagai konsep seperti puzzle, balok, dan benda-benda yang dapat disortir dan dihitung. Perkembangan Motorik Kasar Mengkombinasikan matematika dan gerakan motorik kasar merupakan cara yang tepat untuk membantu anak memahami matematika sebagai suatu pembelajaran yang aktif. Ajaklah anak-anak bergerak, berlari, dan melompat dengan berbagai jarak dan melakukan kegiatan melempar bola dengan berbagai ukuran dapat memudahkan anak memahami berbagai konsep matematika. Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif anak dapat diasah melalui kegiatan matematika dalam bentuk ketrampilan memecahkan masalah. Masalah yang akan diselesaikan menggunakan konsep matematika dapat terjadi sepanjang hari. Guru – guru dapat membimbing anak melalui berbagai pertanyaan yang mengasah otak dan ide-ide mereka. Agar kegiatan Matematika dapat dilakukan dengan senang, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain : Gunakan benda atau bahan yang berkualitas. Gunakan benda atau bahan yang bervariasi Susun benda atau bahan yang dapat memudahkan anak bereksplorasi. Buatlah kegiatan belajar bersama Hindari benda – benda yang tajam Hindari benda-benda yang runcing Hindari barang atau benda yang mudah pecah Gunakan barang yang tidak beracun. Gunakan benda yang tidak mudah robek. Di samping hal – hal diatas, Pembelajaran Matematika juga dapat dilakukan dalam bentuk sentra, seperti : Sentra Pasir dan Air Sentra Balok Sentra Drama Sentra Seni Sentra Bermain B.2 Definisi Sains Dari sudut bahasa, Sains atau science ( bahasa inggris) berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata Scientia artinya Pengetahuan. Para ahli memandang batasan etimologi yang tepat tentang Sains yaitu dari bahasa jerman, hal itu dengan merujuk pada kata Wissenschaft, yang memiliki pengertian pengetahuan yang tersusun atau terorganisasikan secara sistematis. Secara analitis, beberapa ahli mencoba memberikan batasan sains dengan mencoba membagi sains berdasarkan dimensi pengkajiannya. Menurut Sumaji, secara sempit sains adalah ilmu pengetahuan alam (IPA), terdiri atas physical sciences dan life sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu – ilmu astronomi, kimia, geologi, minerologi, meteorology dan fisika, sedangkan life sciences meliputi biologi, zoology dan fisiologi. Menurut Ernest Hagel, sains terdiri 3 aspek, pertama, dari aspek tujuan, sains adalah sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia. Kedua, sains sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa. Ketiga, sains sebagai metode, yaitu meruapakan suatu perangkat aturan untuk memecahkan masalah, untuk mendapatkan atau mengetahui peneybab dari suatu kejadian, dan untuk mendapatkan hokum-hukum atau teori-teori dari objek yang diamati. Gambaran tentang batasan dari sains sebagai proses, sebagai produk dan sebagai sikap dapat dijelaskan sebagai berikut : pertama, sains sebagi suatu proses adalah metode untuk memperoleh pengetahuan. Kedua, sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep prinsip, hokum dan teori. Fakta adalah sesuatu yang telah atau sedang terjadi yang dapat berupa keadaaan, sifat atau peristiwa, sedangkan konsep adalah suatu ide yang merupakan generalisasi dari berbagai peristiwa atau pengalaman khusus, yang dinyatakan dalam istilah atau symbol tertentu yang dapat diterima. Konsep mengacu pada benda-benda (obyek), peristiwa, keadaan, sifat, kondisi, cirri dan atribut yang melekatnya. Sedangkan teori adalah komposisi yang dihasilkan dari pengembangan sejumlah proposisi (pernyataan berarti) yang dianggap memiliki keterhubungan secara sistematis, dan kebenarannya teruji secara empiric serta dianggap berlaku secara universal. Ketiga, sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan istilah sikap keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Diantara sikap tersebut adalah rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka terhadap orang lain. Banyak ahli yang telah menyelidiki bagaimana konsep dan batasan sains ditinjau dari sudut anak, diantaranya menurut Carson, berdasarkan pengamatannya terhadap anak – anak ketika berinteraksi dengan berbagai objek sains, maka ia menarik kesimpulan bahwa sains bagi anak –anak adalah segala sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang ditemukan dan dianggap menarik serta memberi pengetahuan atau merangsangnya untuk mengetahui dan mnenyelidikinya. Dengan batasan tersebut, sains oleh anka dapat ditemukan di semua tempat, baik di rumah, di halaman, di sekolah dan sebagainya. Contoh konkrit lainnya yang lebih nyata, misalnya : Anak menangkap capung, memasukkannya ke sebuah toples, mengamatinya dan merasakannya, berikutnya timbul rasa kasihan (iba) sehingga tumbuh perasaan lebih baik dilepaskan. Anak mengenakan jaket di musim hujan (dingin) dan merasakannya menjadi hangat selama dan setelah mengenakannya. Anak melihat dan memperhatikan seekor kepiting dan seekor laba-laba. Mereka membanding – bandingkannya. Kemudian timbul pertanyaan di benaknya mengapa keduanya seperti mirip?. Seorang anak mengamati orang dewasa sedang memberikan makanan pada hewan. Perlahan-lahan dia mendekati, kemudian disamping orang dewasa tersebut ia mulai memberanikan diri memberikan makanan seacra langsung pada hewan itu. Definisi Sains menurut para ahli : a. Menurut Amien Sains didefinisikan sebagai bidang ilmu alamiah, dengan ruang lingkup zat dan energy, baik yang terdapat pada makhluk hidup maupun tidak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam ( natural science ) seperti fisika, kimia dan biologi. b. Menurut James Conant Sains didefinisikan sebagai sutau deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji coba lebih lanjut. Menurut Conant, Sains diartikan sebagai ilmu teoritis yang didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala alam berupa ,Makrokosmos ( alam semesta ) dan Mikrokosmos ( isi alam semesta yang bih terbatas), khususnya tentang manusia sifat-sifatnya. c. Menurut Fisher Sains dapat diartikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan dengan penuh ketelitian Tujuan pendidikan Sains sejalan dengan tujuan kurikulum yang ada di sekolah, yaitu mengembangkan anak secara utuh baik pikirannya, hatinya maupun jasmaninya, atau mengembangkan intelektual, emosional, fisik jasmani, kognitif, afektif dan psikomotor anak. Leeper, menyampaikan bahwa pengembangan pembelajaran Sains pada anak usia dini ditujukan untuk : Mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Memiliki sikap-sikap ilmiah. Anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah. Anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati Sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitar. Secara lebih rinci tujuan Sains pada anak usia dini adalah : Membantu pemahaman tentang Sains dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Membantu meletakkan aspek – aspek yang terkait dengan ketrampilan proses Sains. Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian diluar lingkungan. Memfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu , tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab. Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep Sains dan untuk memecahkan masalah. Membantu anak agar mampu menggunakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Membantu anak untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Sejumlah sikap yang mulai dikembangkan dalam program pembelajaran sains pada anak usia dini, yang pembinaaannya dari waktu ke waktu diharapkan meningkat, diantaranya:. Sikap jujur. Sikap kritis. Sikap kreatif. Sikap positif terhadap kegagalan. Sikap kerendahan hati. Sikap tidak mudah putus asa. Sikap keterbukaan untuk dikritik dan diuji. Sikap menghargai dan menerima masukan. Sikap berpedoman pada fakta dan data yang memadai. 10.Hasrat ingin tahu yang tinggi. Mengacu pada teori perkembangan kognitif, yang terpenting adalah bukan anak meyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan yang diperolehnya, serta bagaimana ia adapt menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya itu dalam lingkup kehidupan atau belajarnya. Jadi nilai yang sesungguhnya dari sifat pengembangan kognitif harus mengarah pada dua dimensi, yaitu dimensi isi dan dimensi proses.hendaklah dalam mengarahkan aanak untk menguasai isi pengetahuan dilakukan melalui proses atau aktivitas yang bermakna. Jika anak diharapkan menguasai konsep-konsep terkait dengan sains baik berupa fakta, konsep maupun teori, fasilitasilah mereka dalam menguasainya melalui kegiatan yang bisa mencakup dimensi isi maupun proses tersebut, misal : observasi, membaca, diskusi, eksperimen atau media yang relevan. Nilai Sains Bagi Pengembangan Afektif Anak Menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan, bermakna menyentuh anak sehingga dapat menumbuh kembangkan afeksi anak secara positif. Artinya dapat membentuk anak yang memiliki jati diri dan sikap-sikap sebagai ilmuwan. Nilai Sains Bagi Pengembangan Psikomotorik Anak Kemampuan ini diperuntukkan agar dapat memanipulasi lingkunganmya. Dalam memanipulasi lingkungan diperlukan koordinasi anatar pikiran (mind) dan kesanggupan tubuh untuk melakukannya ( baik dengan motorik kasar maupun motorik halusnya), dan pada anak perlu dikembangkan kedua-duanya. Nilai Sains Bagi Perkembangan Ketrampilan Berfikir dan Kreativitas Anak Melalui pengenalan dan pengembangan aspek sains pada anak akan mengundang dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang amat tinggi. Setting dan lingkungan belajar sains yang disediakan akan merangsang anak untuk memunculkan pertanyaan – pertanyaan menakjubkan dan tidak terduga. Dan itulah wujud dari berfikir dan belajar kreatif yabg nyata. Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Aktualisasi dan Kesiapan Anak Dalam Mengisi Kehidupannya Secara konsisten jika praktek-praktek pengembangan pembelajaran sains pada anak dikemas sedemikian rupa, maka kematangan pada aspek –aspek pengembangan dalam diri anak akan semakin baik. Artinya jika akumulasi dari dampak pembelajaran sains itu terus berkembang, akan berkontribusi positif terhadap peningkatan kemampuan anak untuk mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas. Nilai Sains Bagi Perkembangan Religius Anak Bahkan lebih jauh, Sumaji (1988) mengakui semakin luas dan dalam seseorang mempelajari sains, ia akan merasa semakin kecil sebagai makhluk bila dibanding Tuhan. Itulah nilai lainnya dari peningkatan kesadaran religius seseorang. Pengertian Anak TK Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan sekolah ( PP No.27 tahun 1990 ) sebagai lembaga pendidikan prasekolah, tugas utama Taman Kanak-kanak adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap perilaku, ketrampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya di Sekolah Dasar. Setiap orang tua menyadari bahwa pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayakan pada dirinya. Untuk menjaga amanat itu dengan baik maka setiap orang tua wajib mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik dan benar agar mereka menjadi generasi yang berakhlak mulia, generasi penerus yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa serta menjunjung tinggi nilai Agama.Kehidupan masa kecil anak mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan anak dihari kemudian, demikianlah prinsip yang dipegang oleh tenaga pendidikan di Taman Kanak-kanak sehingga berbagai macam pendidikan dan usaha membantu anak untuk dapat mencapai tujuan hidup atau perkembangan apapun yang dilakukan oleh guru Taman Kanak-kanak. Karena dunia anak adalah dunia bermain, maka dalam lembaga pendidikan dini ( Taman Kanak-kanak ) diberikan pelajaran yang dapat merangsang jiwa anak yaitu dengan bermain. Permainan pada anak Taman Kanak-kanak mempunyai pengaruh pada perkembangan pribadi anak itu sendiri. perkembangan ungkapan kreatif, perkembangan aspek sosial dan lain-lain. Salah satu kelemahan pelayanan adalah kurangnya alat permainan di TK. Untuk itu guru diharapkan mampu mengadakan eksplorasi perencanaan dan mengimplementasikan penggunaan alat permainan. Pendidikan berperan dalam memupuk dan mengembangkan permainan anak, khususnya anak Taman Kanak-kanak. Dengan program kegiatan belajar Taman Kanak-kanak disebutkan bahwa kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar meliputi permainan, daya pikir, bahasa, ketrampilan, dan jasmani, pengembangan cipta bertujuan untuk membuat anak mampu dalam bertuturkata, berfikir, serta berolah raga tubuh sebagai latihan motorik halus. Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Anak didik adalah subyek utamanya. Anak membutuhkan pertolongan dan bimbingan, baik jasmani maupun rohani. Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) yang sudah maju semuanya lengkap (tersedia): peralatannya lengkap, alat bermainnya banyak, juga gedungnya sudah memenuhi syarat untuk melaksanakan KBM. Masalah danapun tidak terhambat, semuanya berjalan lancar. Tapi kalau TK yang tidak maju, peralatannya kurang, alat bermainnya sedikit, gedungnya belum rapi (tidak memenuhi syarat). Memang semua itu membutuhkan dana. Dananya tergantung pada orang tua anak didik dan masyarakat. Walaupun begitu kita sebagai guru harus mendukung terhadap anak didik. Sebagai guru harus yang efektif seperti yang diharapkan oleh orang tua dan masyarakat. Karakteristik guru yang efektif adalah sabar, ramah, hangat, tegas dan adil. Pendidikan di TK perlu ditingkatkan, terutama alat permainannya, karena di TK adalah belajar sambil bermain. Adapun metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi yang ditetapkan atau yang diharapkan ( Pedoman Pembelajaran di TK,2006 hal : 12). Menurut Wina Senjaya (2008), metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Macam Metode Pembelajaran di TK, dalam kaitannya dengan pembelajaran matematika dan sains di TK. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi dilakukan dengan cara mempertunjukkan atau memperagakan suatu cara atau ketrampilan. Tujuannya agar anak memahami dan dapat melakukannya dengan benar, misalnya mengupas buah, mencampur warna, menggosok gigi,mencuci tangan dan sebagainya. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada anak, guna mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki anak. Metode ini digunakan untuk : Mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki anak. Memberi kesempatan anak untuk bertanya. Mendorong keberanian anak untuk mengemukakan pendapat. Metode bercakap – cakap Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara anak dengan guru atau anak dengan anak. Bercakap – cakap dapat dilaksanakan dalam bentuk : Bercakap-cakap bebas. Bercakap-cakap menurut tema. Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri. Metode proyek Metode proyek adalah metode yang memberi kesempatan kepada anak untuk menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan. Metode pemberian tugas Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Cara meningkatkan pembelajaran matematika dan sains pada anak TK Ada beberapa cara meningkatakan pembelajaran di sekolah, seperti yang diungkapkan oleh Fathurrohman dan Sutikno (2007:20), yaitu : Menjelaskan tujuan kepada peserta didik Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan instruksional khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi akan dalam belajar. Hadiah Hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang aktif di sekolah dan mengikuti proses pembelajaran. Saingan atau kompetisi Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswa untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kelas. Pujian Pujian diberikan bersifat membangun agar lebih termotivasi dalam belajar. Hukuman Bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti merapikan mainan, menghapus papan tulis dan sebagainya. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peseta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses hasil belajarnya. Dalam proses belajar terdapat beberapa unsure antara lain yaitu penggunaan metode untuk menyampaikan materi kepada siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna warni akan menarik siswa untuk mencatat dan mempelajari materi yang telah dijalankan. Menggunakan metode yang bervariasi Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa. Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. D. Kerangka Pikir Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Pengertian pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran, pendidikan tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya proses pembelajaran, dan pembelajaran tidak akan berarti bila tidak diarahkan ke tujuan pendidikan. Menurut J. Bruner dalam Hidayat (2004:8) belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal – hal baru diluar informasi yang diberkan kepada dirinya. Pengetahuan perlu dipelajari menurut tahap –tahap tertentu antara lain Tahap Enaktif yaitu pengetahuan yang dipelajari secara aktif dengan menggunakan benda-benda yang konkret atau situasi yang nyata. Yang selanjutnya adalah Tahap Ikonik yaitu proses pembelajaran dimana pengetahuan diwujudkan dalam bentuk bayangan visual, gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkret yang terdapat dalam tahap Enaktif. Yang terakhir adalah tahap Simbolik yaitu tahap pembelajaran dimana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk symbol – symbol abstrak , lambang-lambang matematika atau lambang – lambang abstrak lainnya. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, amka dalam pembelajaran diperlukan metode yang tepat dalam menyampaikan materi pada proses kegiatan pembelajaran. Pada pendidikanTaman Kanak – kanak ada beberapa metode pembelajaran diantaranya adalah metode bercerita, bercakap-cakap, Tanya jawab, karya wisata, demonstrasi, sosiodrama atau bermain peran, eksperimen, proyek dan pemberian tugas. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar, anak akan termotivasi dalam belajar, apalagi bila dapat disertakan dengan alat peraga ( sarana prasarana) yang memadai, misalnya pada saat metode tanya jawab dapat menggunakan balok dan gambar untuk mempermudah dalam penyampaian materi dan hasilnya ank pasti akan senang dan termotivasi untuk lebih memperhatikan dan mendengarkan. Dalam kegiatan sains (pengamatan lingkungan sekolah) guru dapat menggunakan metode bercerita. Maka anak tersebut termotivasi atau terdorong untuk lebih tahu lagi banyak hal, karena dalam metode anak berperan langsung dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga anak mendapatkan kesempatan untuk menemukan pengalamannya sendiri melalui kegiatan tersebut. Untuk lebih termotivasi dalam belajar, guru juga perlu memberikan dorongan kepada peserta didik untuk mampu mengungkapkan kemampuan dalam mengungkapkan gagasan dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak didik Taman Kanak – kanak. sehingga hipotesis perlu dibuktikan kebenarannya (Suharsimi Arikunto, 1998: 78 ), sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2004 : 210 ), hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan pernyataannya. Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka, hipotesis dapat diartikan jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis yang dikenal dalam penelitian terdapat dua macam yaitu, Hipotesis Kerja (Ha) dan Hipotesis nol (Ho). Namun yang diajukan dalam penelitian ini adalah Hipotesis Kerja (Ha) yang menyebutkan bahwa” Ada pengaruh metode permainan balok terhadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara tahun pelajaran 2011 / 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Suatu penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Dalam usaha untuk menemukan dan menguji kebenaran kebenaran tersebut dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam suatu penelitian ilmiah selalu berdasarkan metode yang dapat dipeetanggungjawabkan kebenaranya. Penelitian ilmiah juga merupakan penyelidikan yang sistematis, teekontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena-fenomena alami yang dipandu oleh teori – teori dan hipotesis-hipotesis tenang hubungan yang dikira terdaat antara fenomena-fenomena itu. Wody (1927) sebagaimana dikutip oleh Nazir (1999:14) mengartikan bahwa penelitian merupakan sebuah metode critical thingking. Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap maslah, menformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang – kurangnya mengadakan penyajian yang hati – hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis. Metode penelitian juga sering disebut sebagai cara – cara yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliable dan terpercaya. ( dikutip kembali oleh Sigit Budiyanto, skripsi, 2009). Dapat disimpulkan yang dimaksud dengan metode penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membicrakan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian yang berdasarkan fakta-fakta atau gejala – gejala secara ilmiah. Penelitian merupakan suatu peneyelidikan yang terorganisir terhadap suatu pengetahuan baru agar suatu penelitian memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian,maka peneliti memmandang perlu menjelaskan langkah-langkah operasional penelitian dan uraian aspek-aspek yag berkaitan dengan pengukuran variable yang akan dibahas dalam metode penelitian ini. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : Jenis Dan Desain Penelitian Pada suatu penelitian untuk mendapatkan hasil yang optimal harus menggunakan metode penelitian yang tepat. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang kuat atau lemahnya pengaruh variabel yang berkait dalam suatu obyek atau subyek yang diteliti. Sedangkan Arikunto (2006:270) sebagaimana dikutip oleh Norkhoni (2010) menyatakan bawha penelitian korelasi merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini bertujuan menggambarkan serta menguraikan pengaruh metode permainan balok terhadap pembelajaran konsep matematika dan sains permulaan anak usia TK. Populasi Dan Sampel Populasi Penelitian dapat dilakukan jika ada obyek yang diteliti yang disebut populasi. Menurut Suharsimi Arikunto (1994:68), sebagaiman dikutip oleh Norkhoni (2010) populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, yaitu elemen- elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Menurut Sutrisno Hadi (2004:182), populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki kemudian populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit yang mempunyai satu sifat yang sama. Menurut Sugiono (2008:117), sebagaimana sikutip Norkhoni (2010), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek yang mempunyai kulaitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pengertian lain menyebutkan bahwa populasi adalah kumpulan dari seluruh anggota atau eleman yang membentuk kelompok dengan karakteristik tertentu yang jelas, baik berupa subyek atau orang, obyek kejadian atau bentuk elemen yang lain yang ditetapkan oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang minimal mempunyai satu sifat yang sama, atau populasi merupakan kumpulan sekelompok subyek maupun obyek yang sejenis dalam penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh anak TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara Kelompok B yang berjumlah 44 anak. Tabel 1 Jumlah populasi siswa TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara Tahun Pelajaran 2011 /2012 NOSiswa Kelompok BJumlah1Laki – laki202Perempuan24Jumlah44Sumber data : TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara) Sampel Pengertian sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi yang mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan (Sutrisno Hadi ,2004 :182). Menurut Sugiono (2008:118), sebgaimana dikutip oleh Norkhoni (2010), pengertian sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Namun menurut Suharsimi Arikunto (1998: 117), sebagaimana dikutip oleh Sigit Budiyanto (2009), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam pengambilan sampel, jika subyeknya < 100 lebih baik diambil semuanya. Selanjutnya jika subyeknya > 100 dapat diambil antara 10% - 15% atau 20%-25% atau lebih. Penelitian ini menggunakan tehnik total sampling yaitu keseluruhan siswa TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara. Variabel Penelitian Variable dapat didefinisikan sebagai atribut atau sifat atau aspek dari subyek penelitian yang mempunyai variasi nilai yang berbeda dari satu dengan yang lain. Menurut Hatch dan Farhady (1981) sebagimana dikutip oleh Norkhoni (2010) variable adalah atribut seseorang atau subyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Selanjutnya Kidder (1981), sebagimana dikutip oleh Norkhoni (2010) menyatakan bahwa variable adalah suatu kuanlitas sehingga peneliti dapat mempelajari dan menarik kesimpulan dari hal tersebut. Berdasarkan pengertain – pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa variable adalah subyek atau obyek yang mempunyai ubahan, dan ubahan tersebut sudah mempunyai nilai yang berbeda antara satu obyek dengan obyek yang lain. Dalam penelitian ini, penelitian menetapkan ada dua variable dalam penelitian yaitu variabel bebas dengan simbol ( X ) dan variabel terikat dengan simbol ( Y ). Variabel Bebas (X ) Variabel bebas adalah unsur yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya unsure lain (Sugiono, 2008:16) dikutip oleh Norkhoni (2010). Pengertian lain menyebutkan bahwa variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas dengan simbol (X) adalah Metode Permainan Balok dengan indikatornya adalah : Metode demonstrasi Metode Tanya jawab Metode bercakap – cakap Metode proyek Metode pemberian tugas Variabel Terikat (Y ) Menurut Sugiono (2008:81) varibel terikat adalah unsure yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena ada unsur lain (dikutip ole Norkhoni : 2010 ). Pengertian lain menyebutkan bahwa, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terkait dengan simbol ( Y ) adalah Pembelajaran Matematika dan Sains adapun materi indikatornya tentang cara meningkatkan pembelajaran konsep matematika dan sains permulaan anak usia TK melalui permainan balok adalah : Hadiah Saingan atau kompetensi Pujian Hukuman Membangkitkan dorongan kepada peseta didik Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok Menggunakan media yang baik, sesuai dengan tujuan pembelajran. Berdasarkan penjelasan dari kedua variabel tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedua varibel tersebut saling berkaitan karena dengan adanya metode permainan balok akan mempengaruhi pembelajaran konsep matematika dan sains permulaan. Tehnik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian, untuk memperoleh data yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan maka ditempuh dengan tehnik – tehnik tertentu. Penentuan tehnik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan masalah yang diteliti dapat membantu memperlancar tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto ( 1998:168), Dokumentasi adalah suatu metode yang dipakai untuk mencari data mengenai ha-hal atau variabel yang berupa catatan, daftar nilai, buku. Surat kabar, notulen rapat, buku induk, agenda dan sebagainya (dikutip oleh Norkhoni, 2010). Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang tertulis, masa lalu yang biasanya tersimpan. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara menyelidiki data dari dokumen, catatn, file, dan hal-hal yang lain yang sudah didokumentasikan. Metode ini relatif mudah dilaksanakan dan apabila ada kekeliruan mudah diganti karena sumber datanya tetap. Metode Angket Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang dgunakan untuk mempeoleh informasi dari responden penelitian. Menurut Sugiono (2008:199) sebagaiman dikutip oleh Norkhoni 2010, Angket merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan secar tertulis kepada obyek atau responden untuk mendapatkan jawaban. Dalam penelitian kuantitatif, hasil angket tersebut akan di ubah menjadi angka-angka, table-tabel, uraian pembahasan serta kesimpulan penelitian. Mengingat terbatasnya maslah yang dapat ditanyakan dalam angket, perlu diperhatikan agar pertanyaan secara langsung berkaitan dengan tujuan penelitian dan masalah penelitian. Dilihat dari cara menjawab angket dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : Angket terbuka yaitu angket yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. Angket tertutup yaitu angket yang sudah menyediakan jawaban-jawabannya, dalam hal ini responden hanya tinggal memilih jawaban yang tersedia. Kombinasi angket terbuka dan angket tertutup. Metode Observasi Metode obsevasi adalah metode pengamatan langsung (Suharsimi Arikunto, 2006:229, dikutip oleh Sigit Budiyanto : 2009), Metode Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan cara peneliti mengamati pelaksanaan di sekolah atau terlibat langsung dalam suatu kegiatan di sekolah. Observasi dilaksanakan pada saat penelitian berlangsung yaitu pada tanggal 13 Juli 2011. Aspek yang diobservasi adalah kondisi sekolah, pelaksanaan pembelajaran, sarana dan prasarana dan aktivitas siswa. Peneliti melakukan observasi awal dengan menyebarkan kuisioner pada anak siswa TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara dengan dibantu guru dan mengawasi saat pengisiannya. Persiapan Penelitian Perijinan Penelitian Penelitian ini diwali dengan mengurus perijinan di instansi, dalam hal ini diperlukan surat ijin dari Fakultas Pendidikan IKIP Veteran Semarang sebagai pengantar untuk mengadakan penelitian ke sekolah yang dituju, yaitu di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Persiapan Angket Penelitian Langkah awal dalam penyusunan angket yaitu membuat kisi-kisi angket yang nantinya dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan. Metode angket ini digunakan sebagai alat pengumpulan data tentang pengaruh metode permainan balok terthadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2011 / 2012. Untuk data tentang metode permainan sebagai variabel X yang dikupas pada 15 item pertanyaan dan pembelajaran konsep matematika dan sains permulaan sebagai variabel Y dikupas dengan 14 item pertanyaan, sehingga secara keseluruhan angket terdiri dari 29 item pertanyaan. Jawaban angket terdiri dari empat alternative dengan skor sebagai berikut : Jawaban sangat sering, dengan skor 4 Jawaban sering, dengan skor 3 Jawaban kurang sering, dengan skor 2 Jawaban tidak pernak, dengan skor 1 Berdasarkan penjelasan ini kedua variabel tersebut dapat diperjelas dengan penyajian kisi – kisi instrument angket seperti tabel berikut : Tabel 2 Kisi – kisi Angket Penelitian NoVariabelIndikatorNo.Item1 Metode permainan balok / eksperimen (X) Metode demonstrasi Metode tanya jawab Metode bercakap-cakap Metode proyek Metode pemberian tugas 1 – 3 4 – 6 7 – 9 10 – 12 13 – 15 NoVariabelIndikatorNo. Item2Pembelajaran konsep matematika dan sains permulaan anak usia TK Hadiah Saingan atau kompetensi Pujian Hukuman Membangkitkan dorongan kepada peserta didik Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran 16 -1 7 18 - 19 20 - 21 22 - 23 24 - 25 26 - 27 28 - 29 Uji Coba Angket Angket merupakan alat ukur sebelum dipergunakan untuk penelitian yang sesungguhnya, terlebih dahulu angket diuji cobakan sebagai syarat supaya diperoleh alat ukur yang valid dan realibel sehinggan hasil pengukuran tersebut dapat dipercaya. Sebelum angket digunakan sebagai alat pengumpul data, terlebih dahulu angket diujicobakan pada sebagian obyek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:109), sebagaimana dikutip kembali oleh Norkhoni : 2010 , uji coba angket dilakukan oleh seorang peneliti adalah minimal sepersepuluh dari mumlah populasi ( 1/10 x N ). Uji coba diberikan pada 10 siswa ini sudah sesuai dengan teori tersebut, karena jumlah siswa 44 anak. Sesuai teori diatas 1/10 x 44 = 4,4 ( hasil dianggap 5 karena yang diteliti adalah manusia). Sehingga uji coba kepada 10 siswa sudah memenuhi persyaratan untuk penelitian ini. A. Instrumen Penelitian 1. Penyusunan Instrumen Penelitian Langkah – langkah pemyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah pembatasan materi yang digunakan untuk penyusunan instrumen yang mengacu pada ruang lingkup pengaruh metode permainan balok terhadap pembelajaran k matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Dalam tahap ini angket yang telah disusun akan diungkap mengenai macam-macam metode pembelajaran untuk permainan balok yang ada di Taman Kanak – kanak yaitu : (1) metode demonstrasi, (2) metode Tanya jawab, (3) metode bercakap-cakap, (4) metode proyek, (5) metode pemberian tugas, dan mengenai cara meningkatkan pembelajaran konsep matematika dan sains permulaan untuk anak TK adalah sebagai berikut: (1) pemberian hadiah, (2) persaingan atau kompetensi, (3) pujian, (4) hukuman, (5) membangkitkan dorongan kepada peserta didik, (6) membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individu maupun kelompok, (7) menggunakan media yang baik sera harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Analisis Instrumen Guna menjamin kualitas dari instrumen yang akan digunakan untuk penelitian-penelitian maka instrumen penelitian tersebut perlu diujicobakan, dengan tujuan untuk diketahui apakah instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data atau tidak. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat terpenuhi syarat validitas atau reliabilitas yang baik. B. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu tingkat kevalidan atau tingkat kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 1998:136). Suatu instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat kesamaan antara dua data yang terkumpul dengan data sesungguhnya pada obyek yang diteliti ( Sugiono, 2008:172). Menguji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan melakukan uji coba instrumen penelitian kepada 10 responden. Untuk mwngukur validitas digunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Person sebagai berikut : rxy = Keterangan: rxy = koefisien korelasi variabel X dan Y X = jumlah skor tiap item Y = jumlah skor item total N = jumlah uji coba Berikut adalah perhitungan uji coba validitas angket nomor satu dengan diketahui N 10 anak, ∑X = 25, ∑Y = 71, ∑X2 = 909, ∑Y2 = 87.271, ∑XY = 2.427 dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment angka kasar: Dalam perhitungan tersebut diketahui hasil uji validitas untuk item nomor satu adalah 1xy = 0,778. Setelah dikonsultasikan dengan r tabel product moment pada taraf signifikansi 5% untuk 10 responden adalah 0,632 maka item nomor satu dinyatakan valid, karena r hitung lebih besar dari t pada tabel product moment (r hit > r tabel) 0,778 > 0,632 maka uji validitas dikatakan valid. Tabel 3 Hasil Uji Validitas (sumber : olah data 2011) Berdasarkan tabel validitas hasil uji coba instrumen angket di atas diketahui dari 32 soal dinyatakan valid semua. Kriteria valid yang digunakan rxy > rtabel pada taraf signifikan 5% dengan N = 10 yaitu 0,632. Apabila butir soal memiliki koefisien rxy > rtabel, maka butir soal tersebut dikatakan valid. 2. Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 178 dalam Norkhoni, 2009) Menurut Sugiono, (2008: 172 dalam Norkhoni, 2009) suatu penelitian dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dan memberikan hasil yang sama pula walaupun dalam waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini untuk mencari reliabilitas, alat ukur yang digunakan dengan teknik menggunakan rumus alpha. rn = Keterangan : rn = reliabiiltas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan ∑ = jumlah varian butir = varian skor total Kriteria : Apabila rn > r tabel maka angket tersebut reliabel. Berikut adalah perhitungan uji coba reliabilitas angket nomor 1 dengan diketahui N = 10, = 25, = 71, = 909, = 87.271, = 2.427 a. Mencari Varian Total = Keterangan : Y = varian tiap butir X = jumlah skor tiap butir N = jumlah responden Perhitungan varian total:Pada α = 5% dan n = 10, dan r tabel sebesar 0,632, sehingga diperoleh r11 > r tabel (1,0304 > 0,632) maka instrumen tersebut dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai datai penelitian. C. Tehnik Analisis Data Pada prinsipnya tehnik atau metode analisis data digunakan untuk mengolah data jenis penelitian kuantitatif, sehingga data yang dikumpulkan berupa angka-angka yang kemudian dapat untuk mencari suatu kesimpulan. 1. Metode analisis deskriptif persentase Untuk mengetahui tingkat prosentase masing-masing variabel pengaruh permainan balok terhadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap sdn 4 Panggang Jepara tahun pelajaran 2011/2012 menggunakan metode analisis deskriptif dengan rumus : Dp = Keterangan : Dp = Deskriptif presentase n = jumlah nilai yang diperoleh N = jumlah nilai ideal (Ali 1994: 186) Untuk mengetahui atau jenis deskriptif persentase yang diperoleh masing-masing indikator dalam variabel dari perhitungan deskriptif persentase kemudian ditafsirkan ke dalam kalimat. Menurut Ali (1994: 188) langkah-langkah menggunakan rumus analisis deskriptif persentase adalah sebagai berikut : a. Menetapkan persentase tertinggi x 100% x 100% = 100% b. Menetapkan persentase terendah x 100% x 100% = 25% c. Menetapkan rentang persentase = 10% - 25% = 75% d. Menetapkan kelas interval = 4 e. Interval 75% : 4 = 18,75% Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam%) dengan analisis deskriptif presentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif persentase. Tabel 4 Tabel deskriptif persentase pengaruh metode permainan balok terhadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara No Interval Kategori Metode Permainan Balok Pembelajaran Matematika dan Sains 1 2 3 4 81,25% < - ≤100% 62,50% < - ≤ 81,25% 43,75% < - ≤ 62,50% 25% < - ≤ 43,75% Sangat sering Sering Kurang sering Tidak pernah Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik 2. Pengaruh Regresi Sederhana Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel bebas (x) dan variabel terikat (y) yaitu metode permainan balok sebagai variabel bebas (x) dan pembelajaran matematika dan sains sebagai variabel (y) sehingga rumus regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus regresi sederhana, dengan rumus sebagai berikut : Rumus regresi sederhana : b = atau b = a = Y - atau a = BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara berdiri pada bulan Juli 2004 terletak di Desa Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Sekolah ini menempati area seluas 150m2. Sekolah ini memiliki tiga ruang kelas serta memiliki alat permainan luar dan alat permainan dalam. Alat permainan luar seperti : ayunan, jungkitan, dan papan titian. Alat permainan di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara masih kurang memadai. Sekolah ini juga memiliki alat permainan dalam, yang sesuai dengan lima bidang pengembangan di Tahun Kanak-kanak yaitu, moral agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, dan fisik motorik. Keadaan alat permainan dalam di TK Satu Atap SDN 4 Panggang sudah cukup baik namun juga masih perlu penambahan alat permainan dalam lagi. Sekolah ini mempunyai dua guru yang sudah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil dan empat guru yang masih berstatus guru bantu. Dengan klasifikasi guru berdasarkan pendidikan terakhir adalah satu guru lulusan D2 yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil dan yang satu berdasarkan pendidikan terakhir yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil adalah KPG . Sedangkan ketiga guru bantu berdasarkan pendidikan terakhir adalah lulusan D2 PGTK dan yang satu masih menempuh pendidikan D2 Jumlah siswa pada tahun ajaran 2011 / 2012 sebanyak 44 siswa, dengan rincian laki-laki sebanyak 20 siswa dan perempuan sebanyak 24 siswa. Kurikulum yang digunakan adalah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Pada kurikulum KTSP di TK mengembangkan lima bidang pengembangan yaitu, bidang moral agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, dan fisik motorik. Visi : Membangun generasi penerus bangsa yang berkepribadian Islam, berwawasan masa depan, berahlakul karimah, cerdas, berprestasi, kreatif, trampil, unggul dalam IMTAQ dan IPTEK. Misi : 1. Meyelenggarakan pendidikan dengan kegiatan belajar mengajar yang berprinsip beriman sambil belajar dengan pendidikan keimanan dan ketaqwaan. 2. Menumbuhkan kemampuan mengkekpresikan diri peserta didik secara bebas spontan dalam kegiatan bermain dan berfantasi dengan suasana. 3. Menumbuhkan motivasi berprestrasi pada peserta didik dengan menciptakan suasa belajar yang dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus menantang. 4. Sekolah senatiasa memberikan kesempatan dan layanan bimbingan peyuluhan kepada peserta didik untuk mengenai dan mengembagkan kemampuan serta potensi yang di miliki secara maksimal. 5. Sekolah mendorong peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik melalui pelaksanaa kuriklum yang efektif dan efisien. 6. Membina dan meningkatkan iman, taqwa, serta ahlakul karimah pada diri setiap peserta didik. 7. Sekolah senatiasa menciptakan dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang bermutu dan professional. 8. Sekolah mempersiapkan dan memilki harapan yang tinggi kepada peserta didik untuk mampu menjadi generasi penerus bangsa yang berwawasan masa depan, berahlakul kharimah, cerdas, berprestasi, trampil, unggul dalam IMTQ dan IPTEK. Tujuan: 1. Terwujudnya TK yang mampu mencetak peserta didik yang mandiri, bermutu berprestasi, bertanggung jawab, disiplin, berahlakul mulia, unggul dalam IMTAQ dan IPTEK. 2. Terwujudnya peyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan yang professional. Fasilitas Sekolah : 1. Sekolah masuk pagi 2. Kelas terdiri dari 3 ruang 3. Kantor kepala sekolah dan guru satu ruang 4. Kamar mandi dan WC 4 kamar Diskripsi Tentang Keadaan Siswa 1. Tabel Perkembangan Siswa TK Satu Atap SDN 4 Panggang No Tahun Jumlah Pendaftar Jumlah Diterima Jumlah Tidak Diterima 1 2004 / 2005 22 21 1 2 2005 / 2006 22 20 2 3 2006 / 2007 28 27 1 4 2007 / 2008 30 30 - 5 2008 / 2009 44 39 5 6 2009 / 2010 49 48 1 7 2010 / 2011 55 53 2 8 2011/2012 40 40 - 2. Tabel Perkembangan Jumlah Siswa TK Satu Atap SDN 4 Panggang No Tahun Jumlah Siswa Lama Jumlah Siswa Baru Jumlah Siswa 1 2004 / 2005 - 21 21 2 2005 / 2006 6 20 26 3 2006 / 2007 4 27 31 4 2007 / 2008 5 30 35 5 2008 / 2009 23 39 62 6 2009 / 2010 34 48 82 7 2010 / 2011 28 53 81 8 2011 / 2012 31 13 44 Dari tabel tersebut di atas dapat di ketahui bahwa perkembangan animo masyarakat untuk mendaftarkan putra – putrinya di TK Satu Atap SDN 4 Panggang mengalami fluktuasi. A. Aspek Kesiswaan Pada tahun 2006 kegiatan ekstrakulikuler TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara adalah Drum Band. Ini semua di lakukan untuk memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat sekitar, khususnya kepada siswa sehingga bakat, minat dan potensi para siswa dapat berkembang secara optimal. B. Aspek Kurikulum Aspek kurikulum kegiatan pendidikan formal merupakan utama parameter yang sering di pakai untuk merujuk mutu sekolah kebanyakan berasal dari aspek kurikulum. Karena itulah TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara dari waktu ke waktu selalu memperbaiki kinerjanya, khususnya langkah yang di tempuh antara lain adalah : Beberapa langkah yang di tempuh antara lain adalah : 1. Melakukan perbaikan – perbaikan di bidang administrasi kurikulum. 2. Melakukan pendataan secara rutin tentang daya serap. 3. Menggerakkan para guru untuk analisis ketuntasan belajar. 4. Melakukan usaha efisiensi dan efektifitas jam belajar para guru. 5. Menggerakkan para guru untuk melakukan IGTKI dan KKG secara rutin. C. Sarana dan Prasarana Guna memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan kepada para siswa, selalu di lakukan perbaikan dan peningkatan jumlah maupun mutu sarana dan prasarana di lingkungan sekolah. Sebagai gambaran dapat diamati perkembangan sarana dan prasarana di lingkungan TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara sebagai berikut : Tabel Perkembangan Sarana dan prasarana No Nama Sarana / Prasarana Jumlah 2004 / 2005 2005 / 2006 2006 / 2007 2007 / 2008 2008 / 2009 2009 / 2010 2010 / 2011 2011 / 2012 1 Ruang Kepala Sekolah Dan Guru 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Ruang Kelas 1 1 1 2 3 3 3 3 3 Kamar Kecil Guru 1 1 1 1 1 1 1 1 4 Kamar Kecil Murid 2 2 4 4 4 4 4 4 5 Listrik 1 1 1 1 1 1 1 1 D. Personalia Sebagai salah satu komponen penting dalam manjemen, personalia / ketenagaan selalu mengalami perkembangan / perbaikan, baik dalam jumlah maupun mutu perkembangan. Jumlah personalia di TK Satu Atap SDN 4 Panggang adalah Sebagai berikut : Tabel Jumlah Personalia No Tahun Jumlah Guru Jumlah Tenaga Administrasi Keterangan 1 2004 / 2005 2 - - 2 2005 / 2006 2 - - 3 2006 / 2007 2 - - 4 2007 / 2008 3 - - 5 2008 / 2009 4 - - 6 2009 / 2010 3 1 - 7 2010 / 2011 4 1 - 8 2011 / 2012 6 1 - Sering dengan tuntunan kebutuhan, maka kualifikasi ketenagaan juga menjadi salah satu perhatian dalam pengembangan sumber daya Manusia. Gambaran Perkembangan Kualifikasi Personal dapat di lihat pada tabel berikut ini. Tabel Perkembangan Kualifikasi Guru Menurut Tingkat Pendidikan. No Tahun Lulusan / Ijazah Jumlah keterangan SLTA D2 S1 S2 1 2004 / 2005 - 1 - - 1 2 2005 / 2006 1 1 - - 2 3 2006 / 2007 1 1 - - 2 4 2007 / 2008 1 2 - - 3 5 2008 / 2009 1 3 - - 4 6 2009 / 2010 2 4 - - 6 7 2010 / 2011 2 4 - - 6 Program Kerja No JENIS KEGIATAN SEMESTER I SEMESTER I 7 8 9 10 11 12 1 2 3 B. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara dalam penelitian ini dilihat dari indikator cara meningkatkan pembelajaran yang terdiri dari pemberian hadiah, adanya kompetisi, pemberian pujian, hukuman, pembangkitan dorongan kepada peserta didik, mambantu kesulitan belajar peserta didik dan penggunaan media yang baik dan pembelajaran, yang diambil dengan metode kuisioner dengan didukung data yang diambil peneliti pada saat penelitian. Hasil penelitian mengenai tingkat Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011 / 2012, dengan jumlah Sampel 44 siswa, berdasarkan hasil penelitian deskriptif persentase mengenai Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara diperoleh rata-trata persentase 84,33% dan termasuk ketegori sangat baik dan dapat dilihat separti ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 5 Distribusi Persentase dan Kategori Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Tahun Ajaran 2011 / 2012 NO Interfal Persentase Kategori Frekuensi % 1 2 3 4 81,25% < - ≤ 100% 62,50% < - ≤ 81,25% 42,75% < - ≤ 62,50% 25% < - ≤ 42,75% Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik 26 14 4 0 59,09% 31,82% 9,09% 0,00% Jumlah 44 100% (Sumber : Pengolahan Data 2011) Untuk lebih jelasnya data tentang pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara di atas dapat dijelaskan pada gambar 1 dalam diagram silinder berikut ini : Gambar 1 Diagram Distribusi Frekuensi Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara Tahun Pelajaran 2011 / 2012 (Sumber : Hasil Penelitian 2011) Berdasarkan data distribusi persentase dan diagram (gambar 1) di atas menunjukkan bahwa Pembelajaran Matematika dan Sains TK dilihat dari beberapa indikator yang terdiri dari pemberian hadiah, adanya kompetisi, pemberian pujian, hukuman, membangkitkan dorongan kepada peserta didik, membantu kesulitan belajar peserta didik dan penggunaan media yang baik dalam pembelajaran, dalam tabel dan diagram sebanyak 26 siswa (59,09%) menunjukkan pembelajaran sangat baik, 14 siswa (31,82%) menunjukkan pembelajaran baik, 10 siswa (9,09%) menunjukkan pembelajaran kurang baik dan tidak ada siswa yang menunjukkan atau menyatakan pembelajarn yang tidak baik (0%) Tabel 6 Tabel diskripsi tiap subvariabel variabel Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara NO Indikator Pembelajaran Matematika dan Sains Mean (%) Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 Hadiah Kompetisi Pujian Hukuman Membangkitkan dorongan kepada peserta didik Membantu kesulitan belajar peserta didik Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran 88,6% 83,5% 84% 84% 86% 84% 81% Sangat baik Sangat baik Sanngat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik ( Sumber : Pengolahan data 2011 ) 2. Analisis Deskriptif Metode Pembelajaran Berdasarkan penelitian deskripsi persentase mengenai metode permainan balok dilihat dari tingkat / indikator macam metode pembelajaran yang terdiri dari :1) metode demonstrasi, 2) metode tanya jawab, 3) metode bercakap – cakap, 4) metode proyek, 5) metode pemberian tugas diperoleh pwersentase rata – rata sebesar 81,82% dalam deskriptif persentase termasuk termasuk dalam kategori sangat sering. Hasil diambil dengan metode kuesioner dengan data yang diambil peneliti pada saat penelitian Hasil metode permainan balok dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 7 Distribusi Persentase dan Kategori Metode Permainan balok di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Tahun Ajaran 2011 / 2012 NO Interval Persentase Kategori Frekuensi % 1 2 3 4 81.82% < - ≤ 100% 62.50% < - ≤ 81.82% 43.75% < - ≤ 62.50% 25%% < - ≤ 43.757% Sangat sering Sering Kurang sering Tidak pernah 24 14 12 0 54.55% 31.82% 13.64% 0.00% Jumlah 50 100% ( Sumber : Pengolahan Data 2011 ) Untuk lebih jelasnya data tentang metode permainan balok di atas dapat disajikan pada gambar 2 dalam diagram silinder berikut ini : Gambar 2 Diagram Distribusi Frekuensi Metode Permainan balok (Sumber : Hasil Penelitian 2011) Berdasarkan diskripsi persentase dan diagram silinder pada gambar 2 di atas bahwa metode permainan balok dilihat dari beberapa indiktor yang terdiri dari : 1) metode demonstrasi, 2) metode tanya jawab, 3) metode bercakap-cakap, 4)metode proyek, 5) metode pemberian tugas, menyebutkan bahwa 24 anak menjawab / menyatakan sangat sering dengan persentase sebesar 54,44 % , 14 anak menjawab / menyatakan sering dengan persentase sebesar 31,85 %, 13 anak menjawab kurang sering dengan persentase sebesar 13,64 % dan tidak ada anak yang menjawab / menyatakan tidak pernah (0,00 %). Tabel 8 Tabel diskripsi tiap subvariabel variabel Metode Permainan Balok NO Indikator Metode Pembelajaran Permainan Balok Mean (%) Kriteria 1 2 3 5 6 Metode Demonstrasi Metode Tanya Jawab Metode Bercakap – cakap Metode Proyek Metode Pemberian Tugas 88,4% 78,13% 90,6% 86,9% 84,9% Sangat Sering Sering Sangat Sering Sangat Sering Sangat Sering ( Sumber : Pengolahan data 2011 ) 3. Koefision Regresi Sederhana Berdasarkan rumus regresi sederhana didapatkan hasil sebagai berikut: Rumus regresi sederhana : Y = a + bx + e b = r a = Y b = b = b = b = b = 42,3063x = 42,306x a = a = a = a = a = 12,15131 = 12,151 Dari hasil perhitungan rumus regresi di atas dapat diketahui bahwa, koefisien regresi yang diperoleh adalah Y = a + bx + e, dimana Y = 12,151 + 42,306x + e Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut : a. KonstantaY (Pembelajaran Matematika dan Sains) = 20,304 jika variabel x 0 (nol). Maka Pembelajaran Matematika dan Sains siswa di TK Satu Atap SDN 4 Panggang akan menjadi 12,151 b. Koefisien X (Metode Permainan Balok) = 92,422 Jika metode permainan balok mengalami peningkatan sebesar I point sementara variabel yang lain tetap (konstan). Maka menyebabkan kenaikan motivasi belajar sebesar 42,306. 4. Uji Hipotesis Setelah diketahui validitas dan reliabilitas, maka selanjutnya mencari signifikasi antara metode permainan balok dengan pembelajaran matematika dan sains, sebagaimana telah diketahui : N = 44, ∑X = 2592, ∑Y = 2078, ∑X2 = 156162, ∑Y2 = 100120, ∑XY = 124479. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment: rxy = rxy = rxy = rxy = rxy = rxy = 0,78785 rxy = 0,787 Berdasarkan tabel validitas hasil uji coba instrumen angket diatas diketahui dari 32 soal dinyatakan valid semua. Kriteria valid yang digunakan rxy > rtabel pada taraf signifikan 5% dengan N = 44 yaitu r tabel = 0,297 . Dari hasil uji hipotesis diatas didapatkan hasil rxy sebesar 0,787. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rxy lebih besar dari rtabel ( rxy 0,787 > rtabel 0,297 ) maka penelitian ini dikatakan signifikan. Hipotesis kerja ( Ha ) dapat diterima jika rxy lebih besar dari r tabel ( rxy > rtabel ), dan hipotesis nihil (Ho) akan ditolak. Demikian juga sebaliknya jika r xy lebih kecil dari r tabel maka hipotesis kerja (Ha) ditolak dan hipotesis nihil (Ho) diterma. Berdasarkan dari hasil analisis regresi sederhana didapat yaitu : 12,151 + 42,306x + e dan dari perhitungan rxy dengan menggunakan rumus korelasi product moment dapat dilihat bahwa rxy (0,787) lebih besar dari r tabel (0,297). Sehingga rxy > r tabel ( 0,787 > 0,297 ) maka penelitian ini signifikan. Hipotesis kerja ( Ha ) diterima, hipotesis nihil ( Ho ) ditolak. Sehingga dapat ditarik sebuah hipotesis bahwa “ada pengaruh metode permainan balok terhadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara”. 5. Pembahasan Pembahasan pada penelitian ini berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase dan anallisis data. a. Metode permainan balok Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi yang ditetapkan atau yang diharapakan (Pedaoman Pembelajaran di TK, 2006 hal:12) Menurut Wina Senjaya ( 2008 ), metode pambelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran TK Satu Atap SDN 4 Panggang dilihat dari penggunaan metode yang diberikan yaitu, metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode Bercakap – cakap, metode Proyek dan metode pemberian tugas. Berdasarkan deskriptif persentase metode permainan diperoleh hasil dengan rata – rata sebesar 81,82% dan mempunyai kategori sangat sering. Metode pembelajaran secara rinci dapat dijelaskan perindikator variabel dibawah ini : 1. Metode demonstrasi Metode demonstrasi dilakukan dengan cara pertunjukan atau mempergerakkan suatu cara atau keterampilan (Pedoman Pembelajaran di TK, 2006 hal:10). Metode demonstrasi yang dilaksanakan di TK Satu Atap SDN 4 Panggang sudah masuk dalam kategori sangat sering dengan persentase 88,4%. Dalam observasi yang dilaksanakan selama penelitian metode demonstrasi mempunyai tujuannya agar anak memahami dan dapat melakukannya dengan benar, seperti pada observasi yang dilakukan yaitu pada kegiatan mencuci tangan secara baik dan benar, dapat dilihat bahwa sebagian besar anak sudah dapat melaksanakan dengan baik. Sehingga keseluruhan metode demonstrasi ini sudah dilaksanakan dengan baik. 2. Metode tanya jawab Metode tanya jawab dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada anak, guna mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki anak (Pedoman Pembelajaran di TK, 2006 hal:12). Metode tanya jawab yang dilaksanakandi TK Satu Atap SDN 4 Panggang sudah masuk dalam kategori sering dengan presentase 78,13%. Dalam observasi yang dilaksanakan selama penelitian penggunaan metode tanya jawab mempunyai banyak manfaat antara lain: 1)Mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki anak. 2)memberi kesempatan anak untuk bertanya. 3)Mendorong keberanian anak untuk mengemukakan pendapat. Namun masih ada kelemahan yaitu guru dalam penyampaian pertanyaan kepada anak terkadang kurang dapat dipahami oleh anak. Namun secara keseluruhan metode tanya jawab ini sudah dapat dilaksanakan dengan baik 3. Metode bercakap-cakap Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara anak dengan guru atau anak dengan anak (Pedoman Pembelajaran di TK,2006 hal:12). Metode bercakap-cakap yang dilaksanakan di TK Satu Atap SDN 4 Panggang sudah baik dan masuk dalam kategori sangat sering dengan tingkat persentase 90,9%. Dalam observasi yang dilakukan selama penelitian dalam penggunaan metode bercakap-cakap sudah dapat terlaksana dengan baik antara guru dan murid sudah ada interksi yang baik. 4. Metode proyek Metode proyek adalah metode yang memberi kesempatan kepada anak untuk menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan (Pedoman Pembelajaran di TK, 2006 hal:12). Metode proyek yang dilaksanakan di TK Satu Atap SDN 4 Panggang dalam melaksanakan metode proyek sudah baik. 5. Metode pemberian tugas Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru (Pedoman Pembelajaran di TK, 2006 hal:12). Metode pemberian tugas yang dilaksanakan di TK Satu Atap SDN 4 Panggang sudah masuk dalam kategori sangat sering dengan persentase terbesar 84,9%. Dalam observasi yang dilaksanakan di TK Satu Atap SDN 4 Panggang dalam melaksanakan metode ini peneliti mengamati sebagian besar anak dapat melaksanakan metode ini dengan baik. b. Pembelajaran Matematika dan Sains Istilah Matematika berasal dari kata Yunani “Matheis” yang artinya “Mempelajari”. Kata ini berhubungan dengan kata Sansekerta “Medha” atau “Widya” yang artinya “Kepandaian”. “Pengetahuan”, atau “Intelegensi”.Menurut J. Bruner dalam Hidayat (2004 : 8 ) belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal yang baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Pengetahuan perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif ) manusia yang mempelajarinya. Dari sudut bahasa, Sains atau science ( bahasa inggris) berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata Scientia artinya Pengetahuan. Para ahli memandang batasan etimologi yang tepat tentang Sains yaitu dari bahasa jerman, hal itu dengan merujuk pada kata Wissenschaft, yang memiliki pengertian pengetahuan yang tersusun atau terorganisasikan secara sistematis. Secara analitis, beberapa ahli mencoba memberikan batasan sains dengan mencoba membagi sains berdasarkan dimensi pengkajiannya. a. Menurut Sumaji, secara sempit sains adalah ilmu pengetahuan alam (IPA), terdiri atas physical sciences dan life sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu – ilmu astronomi, kimia, geologi, minerologi, meteorology dan fisika, sedangkan life sciences meliputi biologi, zoology dan fisiologi. b. Menurut Ernest Hagel, sains terdiri 3 aspek, pertama, dari aspek tujuan, sains adalah sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan sumbangan kepada kesejahteraan manusia. Kedua, sains sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa. Ketiga, sains sebagai metode, yaitu meruapakan suatu perangkat aturan untuk memecahkan masalah, untuk mendapatkan atau mengetahui peneybab dari suatu kejadian, dan untuk mendapatkan hokum-hukum atau teori-teori dari objek yang diamati. c. Gambaran tentang batasan dari sains sebagai proses, sebagai produk dan sebagai sikap dapat dijelaskan sebagai berikut : pertama, sains sebagi suatu proses adalah metode untuk memperoleh pengetahuan. Kedua, sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep prinsip, hokum dan teori. Fakta adalah sesuatu yang telah atau sedang terjadi yang dapat berupa keadaaan, sifat atau peristiwa, sedangkan konsep adalah suatu ide yang merupakan generalisasi dari berbagai peristiwa atau pengalaman khusus, yang dinyatakan dalam istilah atau symbol tertentu yang dapat diterima. Konsep mengacu pada benda-benda (obyek), peristiwa, keadaan, sifat, kondisi, cirri dan atribut yang melekatnya. Sedangkan teori adalah komposisi yang dihasilkan dari pengembangan sejumlah proposisi (pernyataan berarti) yang dianggap memiliki keterhubungan secara sistematis, dan kebenarannya teruji secara empiric serta dianggap berlaku secara universal. Ketiga, sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan istilah sikap keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Dianatra sikap tersebut adalah rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka terhadap orang lain. Berdasarkan deskriptif persentase motivasi belajar diperoleh hasil dengan rata – rata sebesar 84,33% dan mempunyai kategori sangat sering Motivasi belajar secara rinci dapat dijelaskan per indikator variabel di bawah ini : yaitu 1) Hadiah, 2)kometisi, 3)pemberian pujian, 4)hukuman, 5)membangkitkan dorongan kepada peserta didik, 6)membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individu maupun kelompok, 7) menggunakan media yang baik, serta sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran Matematika dan Sains secara rinci dapat dijelaskan per indikator variabel dibawah ini: 1. Hadiah Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. Cara pemberian hadiah untuk meningkatkan pembelaaran matematika dan sains yang dilaksanakan di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara sudah masuk dalam kategori sangat baik dengan persentase 88,6%. Dari hasil observasi yang dilaksanakan dari TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara dengan cara pemberian hadiah dapat meningkatkan pembelajaran matematika dan sains. 2. Kompetisi Persaingan baik yang individu atau kelompok dapat menjadi sarana untuk meningkatkan pembelajaran. Karena terkadang jika ada saingan, anak akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik. Dari hasil observasi yang dilaksanakan di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara pelaksanaan kompetisi masuk dalam kategori sangat baik dengan persentase sebesar 83,5%. Hasil observasi menunjukkan bahwa adanya kompetisi anak semakin termotivasi dalam belajar, dapat dilihat pada setiap akhir kegiatan pembelajaran di sekolah guru sering memberikan pernyataan anak terlihat sangat senang dan termotivasi, sehingga dapat dikatakan kompetisi yang diberikan untuk meningkatkan belajar siswa dikatakan baik. 3. Pujian Anak yang berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan penghargaan atau pujian. Pujian yang diberikan bersifat membangun. Dengan pujian anak akan lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi. Pemberian pujian yang dilaksanakan di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara sudah masuk dalam kategori sangat baik dengan persentase sebesar 84%. Hasil observasi menunjukkan bahwa pemberian pujian dapat diberikan oleh guru, orang tua maupun teman. 4. Hukuman Hukuman akan diberikan anak yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu belajarnya. Bentuk hukuman yang berikan kepada siswa adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti menghapus papan tulis, merapikan mainan dan lain sebagainya. Pemberian hukuman yang dilaksanakan di TK Satu Atap SDN 4 Panggang masuk pada kategori sangat baik dengan persentase sebesar 84%. 5. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat anak tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa. Dalam hal membangkitkan dorongan kepada peserta didik hasil penelitian menunjukkan persentase sebesar 86% dan masuk dalam kategori sangat baik. 6. Membantu kesulitan belajar peserta didik baik secara individual maupun kelompok. Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses belajar terdapat beberapa unsur antara lain yaitu penggunaan metode untuk menyampaikan materi kepada para anak. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk mencatat dan mempelajari materi yang telah dijalankan. Dalam hal membantu kesulitan belajar peserta didik baik secara individual maupun kelompok hasil penelitian menunjukkan persentase sebesar 84% dengan kategori sangat baik. 7. Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran hasil penelitian menunjukkan persentase sebesar 81% dengan kategori sangat baik. Dalam pemberian media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam penggunaan media sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, namun dalam hasil penelitian masih terdapat kelemahan yaitu kurangnya media yang digunakan dalam pembelajaran, namun secara keseluruhan sudah menunjukkan hasil yang baik. C. Pengaruh Metode Permainan Balok Terhadap Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode permainan balok berpengaruh secara signifikan terhadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang . Hal ini ditunjukkan dari hasil uji hipotesis yang diperoleh Thitung 0,810 dan rtabel menunjukkan angka 0,297 dengan N = 44, dan tingkat kesalahan sebesar 5%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa r hitung > r tabel yaitu 0,787 > 0,297. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif terhadap metode permainan balok dengan pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara . Bentuk pengaruh antara metode permainan balok terhadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara adalah pengaruh positif yang ditunjukkan dari harga-harga koefisien regresi yang bertanda positif. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika variabel metode permainan balok lebih diperbaiki, maka akan diikuti dengan meningkatnya pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang dan sebaliknya jika variabel metode permainan balok menurun, maka akan diikuti dengan menurunnya pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara \ yang akan dicapai. Untuk menunjukkan berapa persentase pengaruh metode permainan balok terhadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara dapat dicari melalui perhitungan sebagai berikut : = Rxy2 x 100% = 0,7872 x 100% = 0,619369 x 100% = 61,93% Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh metode permainan balok terhadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara menunjukkan persentase sebesar 69,93% sedangkan sisanya sebesar 38,07% dipengaruhi oleh faktor lain. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut : 1. Dengan melihat hasil analisis data yang telah dilaksanakan, ternyata hasil penelitian dengan judul Pengaruh Metode Permainan Balok Terhadap Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2011/ 2012 menyatakan bahwa dalam penggunaan metode permainan balok di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara , menunjukkan pada kategori sangat sering digunakan dengan hasil persentase sebesar 81,82%. 2. Berdasarkan hasil analisis data, menyatakan bahwa dengan adanya pembelajaran matematika dan sains menunjukkan hasil dengan kategori sangat baik, dan persentase sebesar 84,33%. 3. Berdasarkan hasil penelitian, menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara Metode Permainan Balok terhadap Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2011 / 2012 sebesar 61,93% yang berarti bahwa semakin meningkat atau semakin sering metode permainan balok yang digunakan maka semakin baik pula pembelajaran matematika dan sains bagi anak, dan sisanya sebesar 38,07% dipengaruhi oleh faktor lain. Sesuai dengan hasil koefisien regresi sederhana yaitu : Y = 12,151 + 42,306x + e. Hal ini sesuai dengan uji hipotesis yang menyatakan hasil rxy (r hitung) sebesar 0,787 dan r tabel sebesar 0,297. Karena r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,787 > 0,297 maka hipotesis kerja (Ha) diterima. Sehingga hipotesis berbunyi, “Ada pengaruh metode permainan balok terhadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara”. B. Saran Berdasarkan temuan penelitian tersebut diatas, maka penulis akan memberikan masukkan berupa saran kepada : 1. Guru Taman TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara ( pada khususnya ), hendaknya menggunakan metode pembelajaran dengan tepat dan dapat memberikan inovasi – inovasi baru dalam menggunakan metode pembelajaran tersebut, serta dapat memberikan dorongan belajar kepada peserta didik sehingga dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. 2. Para siswa TK Satu Atap SDN 4 Panggang , hendaknya dapat mengikuti semua kegiatan pembelajaran dengan baik dan dapat menerapkan hasil kegiatan sebagai bahan acuan pembelajaran di rumah dengan harapan anak semakin termotivasi untuk belajar di rumah. 3. Orang tua, orang tua hendaknya selalu mendampingi anak dalam belajar, memberikan support atau dorongan, membantu anak jika mengalami kesulitan dalam belajar sehingga anak semakin termotivasi dalam belajar baik di sekolah maupun dirumah. DAFTAR PUSTAKA Mayke.S. Tedjasaputra. Bermain, Mainan Dan Permaianan. Grasindo. Jakarta. 2001. Hurlock.B. Elizabeth. Perkembangan Anak. Erlangga.1978. Sumanto Drs.Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK, Direktur Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Jakarta. 2005. Emmy Soekrisno, Panduan Memilih Mainan Terbaik Sepanjang Masa. Depok:Luxina Metro Media. 2009. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Bumi Angkasa. Arikunto, Suharsimi, Suharsoni, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Angkasa. Darhim.1993. Workshop Matematika. Jakarta. Depdikbud Direktorat Bjenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara Dll. Patmonodewo,Soemiarti. 1995. Buku Ajar Pendidikan Prasekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Semiawan,Conny. R. 2002 Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar, Jakarta: Prehallindo. Soemanto,Wasti. 1984. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Malang. PT. Bina Aksara. Sugandi, Achmad dan Haryanto http://pendidikan sains.blogspot.com http://www.forumsains.com http://bolg.unsri.ac.id http://episentrum.com//artikel.psikologi//rancangan – pembelajran – sains – untuk aud// http://okefarid.wordpress.com http://etd.eprints.ums.ac.id http://dosc.google.com PENGARUH METODE PERMAINAN BALOK TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN SAINS DI TK SATU ATAP SDN 4 PANGGANG JEPARA SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini Disusun Oleh : SRI MULYATI 09262346 Pendidikan Guru Anak Usia Dini INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP VETERAN SEMARANG 2011 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada : Hari : Tanggal : Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Drs. Y. Sarsetyono, M.Pd M. Sukiram, S.Sos.I NIY.626121960 NIY.604061977 Mengetahui, Dekan FIP Ketua Jurusan PAUD IKIP Veteran Semarang IKIP Veteran Semarang Dra. Dwi Hardiyanti, M.Pd Dyah Kusbiantari, S.Psi NIY.628101958 NIY.623011969 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi pada Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Veteran Semarang pada Hari : Tanggal : Mengetahui Dekan FIP Ketua Jurusan PAUD IKIP Veteran Semarang IKIP Veteran Semarang Dra. Dwi Hardiyanti, M.Pd Dyah Kusbiantari, S.Psi NIY.628101958 NIY. 623011969 Anggota : Nama Tanda Tangan Penguji I .……………….. Penguji II : Drs. Y. Sarsetyono, M.Pd ………………… NIY.626121960 Penguji III : M.Sukiram, S.Sos.I …………………. NIY.604061977 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH METODE PERMAINAN BALOK TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN SAINS DI TK SATU ATAP SDN 4 PANGGANG JEPARA” adalah benar-benar hasil karya tulis saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 2011 SRI MULYATI NPM.09262346 ABSTRACT Sri Mulyati, 2011. Pengaruh Metode Permainan Balok Terhadap Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Aatp SDN 4 Panggang Jepara. Skripsi. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan. Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan Veteran Semarang. Proses pembelajaran matematika dan sains di TK yang cukup sulit untuk diberikan pada anak TK karena metode pembelajaran yang kurang efektif, sehingga menyebabkan siswa TK kurang berminat pada pembelajaran tersebut. Oleh karena itu guru dapat melakukan inovasi – inovasi baru dalam menerapkan proses pembelajaran matematika dan sains bagi anak TK. Sehingga berdasarkan hal tersebut penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Metode Permainan Balok Terhadap Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Populasi penelitian ini adalah siswa TK Satu Atap SDN 4 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011 / 2012 sebanyak 44 siswa. Penelitian ini menggunakan tehnik total sampling yaitu sebagai sampelnya semua siswa TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara. Siswa sebagai responden diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti dengan bantuan guru, guna mencari informasi tentang bagaimana pengaruh metode permainan balok terhadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Variabel dalam penelitian ini adalah metode permainan balok dengan indikator metode demonstrasi, tanya jawab, bercakap-cakap, proyek, pemberian tugas dan variabel pembelajaran matematika dan sains dengan indikator pemberian hadiah, kompetisi, pujian, hukuman, membangkitkan dorongan kepada peserta didik, membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode permainan balok yang digunakan di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara masuk dalam kategori sangat sering dengan presentase sebesar 81,82%, sedangkan pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara masuk dalam kategori sangat baik dengan pesentase 84,33%. Berdasarkan uji hipotesis menunjukkan bahwa rxy > r tabel yaitu 0,787 > 0,297 sehingga penelitian ini signifikan, atau dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif metode permainan balok terhadap pembelajaran matematika dan sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara, sedangkan dari hasil koefisien regresi didapatkan hasil yaitu Y = 12,151 + 42,306x. Besarnya pengaruh tersebut sebesar 61,93% dan sisanya sebesar 38,07% dipengaruhi faktor lain. Guru Taman Kanak – kanak perlu melakukan inovasi – inovasi baru dalam menggunakan metode pembelajaran agar tidak terkesan monoton yang dapat membuat siswa menjadi jenuh sehingga tidak mempunyai semangat untuk belajar. Oleh karena itu jika guru dapat mengembangkan inovasi baru dalam metode pembelajaran maka anak akan semakin termotivasi untuk terus belajar. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam. Dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Permainan Balok Terhadap Pembelajaran Matematika Dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara” di Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada : 1. Bapak Drs. Sukoco, M.Pd, Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Veteran Semarang. 2. Ibu Dra. Dwi Hardiyanti, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. 3. Ibu Dyah Kusbiantari,S.Psi, Ketua Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini yang telah memberikan ijin penelitian. 4. Bapak Drs. Y. Sarsetyono, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi. 5. Bapak M. Sukiram, S.Sos.I, Dosen Pembimbng II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi. 6. Ibu Sumiyati, S.Pd.M.Pd, Kepala TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 7. Semua guru TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara yang telah memberikan bantuan kepada penulis saat melakukan penelitian. 8. Suami tercinta Suyanto yang menjadi motivator hebat bagi penulis dan senantiasa setia memberikan semangat hingga terselesainya skripsi ini. 9. Orang tuaku tersayang dan seluruh keluarga besarku yang senantiasa membantu baik materiil maupuan spiritual, memberikan dorongan dan semangat hingga terselesainya skripsi ini. 10. Semua teman seperjuangan PG – PAUD pokjar Kedung dan semua pihak terkait yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Dan atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis, dan penulis doakan semoga amal dan bantuan saudara mendapat berkah yang melimpah dari Allah SWT. Kritik dan saran dari semua pihak penulis terima dengan senang hati. Semoga skripsi berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Semarang , Penulis MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: 1. Perhatikan kebiasaanmu, karena itu menjadi karaktermu. Bangunlah karaktermu, karena itu akan menentukan masa depanmu. 2. Sadari bahwa kehidupan selalu bergerak, dan setiap perubahan terjadi atas suatu alasan. Waktu anda melihat batasan sebagai kesempatan, dunia akan menjadi tempat bebas hambatan. 3. Kesuksesan tidak dicapai secara kebetulan. Kesuksesan dicapai melalui pilihan. 4. Berani mengambil langkah setapak untuk akhirnya berlari bebas. PERSEMBAHAN 1. Untuk kedua orang tuaku yang selama ini telah memberikan do’anya untuk kehidupanku. 2. Buat suamiku tercinta, terima kasih atas support dan kesabarannya selama ini dalam mendampingi perjalanan hidupku. 3. Seluruh teman – teman seperjuangan PG-PAUD pokjar Kedung Khususnya kepada mamiku tersayang sekaligus temanku yang paling setia Ibu Siti Sa’adah, Mbak Widya, Nur azizah yang selama ini banyak memberikan nasehatnya yang sangat membangun bagi saya. 4. Almamater IKIP Veteran Semarang. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….i PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………ii HALAMAN PEBGESAHAN………………………………………………..…iii HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………….iv ABSTRACT…………………………………………………………………….v KATA PENGANTAR………………………………………………………….vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………….…………..ix DAFTAR ISI…………………………………………………………………….x DAFTAR TABEL……………………………………………………………..xiii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..xiv BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….1 A. Latar Belakang Masalah……………………………………..1 B. Identifikasi Masalah…………………………………………9 C. Pembatasan Masalah………………………………………...9 D. Rumusan Masalah………………………………………….10 E. Tujuan Penelitian…………………………………………...10 F. Manfaat Penelitian………………………………………….10 BAB II LANDASAN TEORI……………………………………….….12 A. Pengertian Permainan Balok………………………………..12 B. Pengertian Matematika dan Sains…………………………..20 B.1 Definisi Matematika……………………………………20 B.2 Definisi Sains…………………………………………..30 C. Pengertian Anak TK ………………………………………..38 D. Kerangka Pikir………………………………………………43 E. Hipotesis …………………………………………………….45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………..47 A. Jenis dan Desain Penelitian………………………………...48 B. Populasi dan Sampel……………………………………..…48 1. Populasi…………………………………………………48 2. Sampel…………………………………………………..50 C. Variabel Penelitian ………………………………………….51 D. Tehnik Pengumpulan Data………………………………….53 E. Persiapan Penelitian…………………………………………55 F. Instrumen Penelitian………………………………………...58 G. Validitas dan Reliabilitas……………………………………59 H. Tehnik Analisis Data ……………………………………….65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….68 A. Gambaran Umum TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara..68 B. Hasil Penelitian…………………………………………..…76 C. Pengaruh Metode Permainan Balok Terhadap Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara……………………………………………………….94 BAB V PENUTUP……………………………………………………..96 A. Simpulan…………………………………………………...96 B. Saran……………………………………………………….97 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Populasi Siswa TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara Tahun Ajaran 2011 / 2012. Tabel 2. Kisi – kisi angket pertanyaan Tabel 3. Hasil Uji Validitas Tabel 4. Deskriptif Persentase Pengaruh Metode Permainan Balok Terhadap Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara tahun Pelajaran 2011 / 2012 Tabel 5. Distribusi Persentase Kategori Pembelajaran Matematika dan Sains di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara Tahun Pelajaran 2011 / 2012 Tabel 6. Deskriptif Tiap Sub Variabel Pembelajaran Matematika dan Sains Di TK Satu Atap SDDN 4 Panggang Jepara Tabel 7. Distribusi Persentase Kategori Metode Permainan Balok di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara Tahun Pelajaran 2011 /2012 Tabel 8. Deskriptif Tiap Sub Variabel – variabel Metode Permainan Balok DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Diagram Distribusi Frekuensi Pembelajaran Matematika dan Sains TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara Gambar 2. Diagram Distribusi Frekuensi Metode Permainan Balok di TK Satu Atap SDN 4 Panggang Jepara